Sabtu
kemaren, gue harus membuat Driving
License lagi dikarenakan sebelumnya gue sempat kehilangan bank kecil
kesayangan gue, sungguh sangat menyedihkan. Sebelumnya sepulang gue dari Senen
membeli something, ternyata bank kecil gue terjatuh diperjalanan. Sungguh
ironis gue baru menyadari akan hal itu setiba gue di parkiran kampus. Saat itu
gue langsung panic lazimnya orang
kehilangan.
By the way, hari ini gue berangkat ke
Daan Mogot (itu semacam tempat dimana banyak hal dipelajari dan penuh dengan
tanda kutip) ditemani sama om gue, suami dari adenya bokab gue. Diperjalanan
menuju tkp, om gue banyak bercerita mengenai pengalamannya. Oia hampir gue
lupa, gue tidak hanyak berdua kali ini,om disebelah rumah gue juga ikut serta
dalam pembuatan kali ini. Selain itu, anak dari saudara om gue juga ikut ke
tkp. Dengan tujuan dan maksud sama seperti gue
dan om gue. Berhubung ini lagi periode adanya razia zebra besar-besaran
di jalar raya, atas perintah Bapak Presiden Republik Indonesia, Jokowi, bisa
untuk melindungi jika ada polisi
“iseng” diperjalanan.
Tibalah
gue berempat di Daan Mogot. Gue berempat langsung mencari kantin untuk
mencicipi secangkir kopi dan teh. Ya kebetulan gue tidak menyukai kopi hitam,
jadi gue meneguk secangkir kopi susu. Biar tambah manis. Sedangkan anaknya
saudara om gue ini meneguk secangkir teh hangat. Sedang asyik-asyiknya gue nyeruput, om gue memulai lagi bercerita
dan berbagi dengan om gue disebelah rumah gue. Gue pun juga tidak mau kalah
ketinggalan dengan mereka, gue dan anak saudara om gue pun ikut sedikit membuka
suatu topik sebagai bahan untuk perbincagan. Kebetulan dia saat ini sedang
menjalani kehidupan di masa putih abu-abu tingkat akhir, jadi topik pembahasan
gue dengan dia sesuai dengan apa yang dia jalani sekarang, yaitu Perguruan
Tinggi Negeri. Sebut saja nama dia Faruq.
Faruq
memulai untuk membuka topik perbincangan kita dengan sedikit bertanya ke gue,
“Di kampus jurusan apa bang ?”
“Teknik Elektro”, ujar gue tuk menjawab
pertanyaannya (dalam hati gue demo, masih muda gini gue dipanggil bang sama
dia. Pffttt...).
Lama pun gue sama dia berbincang mengenai Perguruan
Tinggi Negeri, waktu pun terus berjalan sebagaimana biasanya. Setidaknya dia
mengetahui apa yang gue pernah rasain sewaktu ada di zaman dia, zaman dimana
sedang galau-galaunya.
Tidak
lama kemudian pun, om gue mengajak untuk masuk ke dalam untuk mempercepat
memproses kelahiran New Driving License gue dan kawan-kawan.
Dengan proses yang alhamdulillah tidak memakan waktu lama, langsunglah gue dan
om gue beserta Faruq, menunggu duduk manis untuk menunggu panggilan dari “pihak
berwajib”. Sambil menunggu giliran untuk dipanggil, gue dan Faruq melanjutkan
perbincangan kita di kantin tadi yang sempat terpotong. Tidak lama kemudian,
gilirann gue dipanggil untuk mengambil nomor registrasi foto. Gue pun mengambil
nomor registrasi dan bergegas ke loket pengambilan foto. Sebelumnya om gue
sudah lebih dulu mengambil nomor registrasi foto.
Sewaktu gue tiba diloket pengambilan foto, GUBRAK!!!
Ngantri parah. Gilaaa. Seperti bisa lo liat sendiri disini.
Sejujurnya ini belum secara keseluruhan gue ambil,
karena masih banyak yang seperti ini di loket lainnya. Gue pun menunggu dengan
setia untuk pemanggilan selanjutnya.
Ternyata
oh ternyata, disini juga ada Warga Negara
Asing yang ikut serta dalam pembuatan Driving
License. Om gue dan WNA ini
sedang asyik-asyiknya berbincang, gue pun tidak mau ketinggalan mengenai apa
yang mereka perbincangkan.
“Dia sudah lancar Bahasa Indonesia nih”ujar om gue
ketika gue datang.
Gue sedikit kagum dengan nih bule. Cepet banget dia
bisa belajar Bahasa Indonesia. Dia aja bisa mengerti dengan cepat bahasa kita,
masa kita kalah dengan mereka. Pensive abis gue disini.
“Sir, where do you came from ?” tanya gue sok-sok
Bahasa Inggris, sebenarnya gue nanya dengan Bahasa Indonesia hhe J. Gue sedikit lega karena nih bule udah lancar
berbahasa Indonesia.
“Inggris” ujar si bule.
Dalam hati gue berdumam, wow, orang luar datang
jauh-jauh ke Indonesia bisa selancar itu berbahasa Indonesia. Sejujurnya dalam
hati gue udah demo untuk berbincang lebih dengan tuh bule, tapi tidak tau
kenapa, gue sedang tidak berhasrat untuk melanjutkannya. Setelah sekian lama
menunggu, akhirnya terdengar panggilan untuk pengambilan foto. Gue pun berusaha
untuk mengambil pose terganteng gue
buat Driving License gue. Alhasil
seperti inilah jadinya, hhe J. (oia gue tidak bisa mengupload hasilnya karena
tidak baik).
Oh man...
gue kira waktu udah dipanggil untuk foto langsung foto, ternyata terjadi
kesalahan dengan nomor registrasi dan nama gue. Gue tidak mengetahui apakah ini
ada komplikasi dari pihak berwajib atau gimana gue tidak mengerti alurnya. Gue pun
bolak-balik untuk membenarkannya. Setelah selesai semua, lanjutlah gue ke tahap
terakhir, yaitu ke loket tempat kelahiran. Untungnya pengambilannya tidak
memakan waktu lama seperti sebelumnya. Baru aja gue masuk ke loket dan
duduk manis sebentar, tidak lama
kemudian nama gue dipanggil. Dan siap tuk mengambil kelahiran baru. Yeah syukurnya.
Get for twice. Sekarang giliran Faruq untuk menyelesaikan step seperti gue
tadi. Dan gue bertiga pun menunggu dia sampe selesai.
Sambil
gue menunggu Faruq menyelesaikan dan menunggu untuk pengambilan foto, gue sama yang
lainnya makan dulu, kebetulan perut gue saat itu memang sudah demo minta makan.
Nasi sotolah menjadi pilihan menu makanan kita saat itu. Seiring berjalannya waktu, kami menikmati hidangan makanan yang
kita pesan. Tidak disangka dengan berjalannya waktu, makanan kami pun habis. Gue
dan Faruq pun melannjutkan untuk menunnggu pemanggilan foto untuk dia. Tidak lama
kemudian akhirnya giliran Faruq untuk difoto. Sama halnya seperti gue tadi,
Faruq juga mengalami kendala pada nomor registrasi foto. Sejujurnya gue memang
agak sedikit kesal karena kurang efektifnya para pekerja disini. Padahal sudah
dapat uang enak, tapi masih saja. Pensive parah gue disini asli. Akhirnya selesai
juga lah Driving License Faruq. Dan bergegaslah
kami berempat untuk pulang ke rumah.
Tibalah
gue berempat di rumah om gue yang nemenin gue bertiga buat ngelahirin Driving License baru. Ternyata waktu gue
liat jam dinding yang berdetak, menunjukkan pukul 20.00. Pffftt tidak menyangka
gue akan selama ini. Padahal sebelumnya tidak selama ini.
Lagi
dan lagi, dari semua ini gue bisa mempelajari banyak hal. Yang paling penting
dari yang terpenting adalah selalu menjaga barang bawaan anda kemana pun anda
pergi dan berada. Jagalah dan simpan dengan sepenuh hati dan benar
dokumen-dokumen penting lo, kaya Driving
License contohnya. Oia, gue juga jadi sadar kalo mau menyimpan dompet saat
berpergian jangan disimpan di kantong celana belakang, tapi bagian depan. Karena
apa, kemungkinan diletakkan di kangtong celana belakang untuk jatuh itu jauh
lebih besar daripada disimpan di kantong celana depan. So sudah dulu kali ya
ditulisan kali ini, gue buat nih tulisan ampe kepotong dikarenakan notebook gue
tercinta low waktu gue bawa pergi L. Okeh ini udah jam 23.21. Bye my readers J.
Oia
satu hal lagi, gue menemukan satu hal menarik dan aneh di Daan Mogot ini, di
kamar mandi musholahnya terdapat petunjuk seperti ini..
0 komentar:
Post a Comment