:::: MENU ::::
  • "Learn To Program a Computer, It Teaches You How To Think"-Steve Jobs

  • "Teaching is Leading"-Anonymous

  • "Writing! Then the World Will Know You"-Anonymous

Sunday, December 7, 2014

            Sabtu kemaren, gue harus membuat Driving License lagi dikarenakan sebelumnya gue sempat kehilangan bank kecil kesayangan gue, sungguh sangat menyedihkan. Sebelumnya sepulang gue dari Senen membeli something, ternyata bank kecil gue terjatuh diperjalanan. Sungguh ironis gue baru menyadari akan hal itu setiba gue di parkiran kampus. Saat itu gue langsung panic lazimnya orang kehilangan.

            By the way, hari ini gue berangkat ke Daan Mogot (itu semacam tempat dimana banyak hal dipelajari dan penuh dengan tanda kutip) ditemani sama om gue, suami dari adenya bokab gue. Diperjalanan menuju tkp, om gue banyak bercerita mengenai pengalamannya. Oia hampir gue lupa, gue tidak hanyak berdua kali ini,om disebelah rumah gue juga ikut serta dalam pembuatan kali ini. Selain itu, anak dari saudara om gue juga ikut ke tkp. Dengan tujuan dan maksud sama seperti gue  dan om gue. Berhubung ini lagi periode adanya razia zebra besar-besaran di jalar raya, atas perintah Bapak Presiden Republik Indonesia, Jokowi, bisa untuk melindungi jika ada polisi “iseng” diperjalanan.
            Tibalah gue berempat di Daan Mogot. Gue berempat langsung mencari kantin untuk mencicipi secangkir kopi dan teh. Ya kebetulan gue tidak menyukai kopi hitam, jadi gue meneguk secangkir kopi susu. Biar tambah manis. Sedangkan anaknya saudara om gue ini meneguk secangkir teh hangat. Sedang asyik-asyiknya gue nyeruput, om gue memulai lagi bercerita dan berbagi dengan om gue disebelah rumah gue. Gue pun juga tidak mau kalah ketinggalan dengan mereka, gue dan anak saudara om gue pun ikut sedikit membuka suatu topik sebagai bahan untuk perbincagan. Kebetulan dia saat ini sedang menjalani kehidupan di masa putih abu-abu tingkat akhir, jadi topik pembahasan gue dengan dia sesuai dengan apa yang dia jalani sekarang, yaitu Perguruan Tinggi Negeri. Sebut saja nama dia Faruq.
            Faruq memulai untuk membuka topik perbincangan kita dengan sedikit bertanya ke gue,
“Di kampus jurusan apa bang ?”
“Teknik Elektro”, ujar gue tuk menjawab pertanyaannya (dalam hati gue demo, masih muda gini gue dipanggil bang sama dia. Pffttt...).
Lama pun gue sama dia berbincang mengenai Perguruan Tinggi Negeri, waktu pun terus berjalan sebagaimana biasanya. Setidaknya dia mengetahui apa yang gue pernah rasain sewaktu ada di zaman dia, zaman dimana sedang galau-galaunya.
            Tidak lama kemudian pun, om gue mengajak untuk masuk ke dalam untuk mempercepat memproses kelahiran New Driving License gue dan kawan-kawan. Dengan proses yang alhamdulillah tidak memakan waktu lama, langsunglah gue dan om gue beserta Faruq, menunggu duduk manis untuk menunggu panggilan dari “pihak berwajib”. Sambil menunggu giliran untuk dipanggil, gue dan Faruq melanjutkan perbincangan kita di kantin tadi yang sempat terpotong. Tidak lama kemudian, gilirann gue dipanggil untuk mengambil nomor registrasi foto. Gue pun mengambil nomor registrasi dan bergegas ke loket pengambilan foto. Sebelumnya om gue sudah lebih dulu mengambil nomor registrasi foto.
            Sewaktu  gue tiba diloket pengambilan foto, GUBRAK!!! Ngantri parah. Gilaaa. Seperti bisa lo liat sendiri disini.




Sejujurnya ini belum secara keseluruhan gue ambil, karena masih banyak yang seperti ini di loket lainnya. Gue pun menunggu dengan setia untuk pemanggilan selanjutnya.
            Ternyata oh ternyata, disini juga ada Warga Negara Asing yang ikut serta dalam pembuatan Driving License. Om gue dan WNA ini sedang asyik-asyiknya berbincang, gue pun tidak mau ketinggalan mengenai apa yang mereka perbincangkan.
“Dia sudah lancar Bahasa Indonesia nih”ujar om gue ketika gue datang.
Gue sedikit kagum dengan nih bule. Cepet banget dia bisa belajar Bahasa Indonesia. Dia aja bisa mengerti dengan cepat bahasa kita, masa kita kalah dengan mereka. Pensive abis gue disini.
“Sir, where do you came from ?” tanya gue sok-sok Bahasa Inggris, sebenarnya gue nanya dengan Bahasa Indonesia hhe J. Gue sedikit lega karena nih bule udah lancar berbahasa Indonesia.
“Inggris” ujar si bule.
Dalam hati gue berdumam, wow, orang luar datang jauh-jauh ke Indonesia bisa selancar itu berbahasa Indonesia. Sejujurnya dalam hati gue udah demo untuk berbincang lebih dengan tuh bule, tapi tidak tau kenapa, gue sedang tidak berhasrat untuk melanjutkannya. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya terdengar panggilan untuk pengambilan foto. Gue pun berusaha untuk mengambil pose terganteng gue buat Driving License gue. Alhasil seperti inilah jadinya,  hhe J. (oia gue tidak bisa mengupload hasilnya karena tidak baik).
            Oh man... gue kira waktu udah dipanggil untuk foto langsung foto, ternyata terjadi kesalahan dengan nomor registrasi dan nama gue. Gue tidak mengetahui apakah ini ada komplikasi dari pihak berwajib atau gimana gue tidak mengerti alurnya. Gue pun bolak-balik untuk membenarkannya. Setelah selesai semua, lanjutlah gue ke tahap terakhir, yaitu ke loket tempat kelahiran. Untungnya pengambilannya tidak memakan waktu lama seperti sebelumnya. Baru aja gue masuk ke loket dan duduk  manis sebentar, tidak lama kemudian nama gue dipanggil. Dan siap tuk mengambil kelahiran baru. Yeah syukurnya. Get for twice. Sekarang giliran Faruq untuk menyelesaikan step seperti gue tadi. Dan gue bertiga pun menunggu dia sampe selesai.
            Sambil gue menunggu Faruq menyelesaikan dan menunggu untuk pengambilan foto, gue sama yang lainnya makan dulu, kebetulan perut gue saat itu memang sudah demo minta makan. Nasi sotolah menjadi pilihan menu makanan kita saat itu. Seiring berjalannya  waktu, kami menikmati hidangan makanan yang kita pesan. Tidak disangka dengan berjalannya waktu, makanan kami pun habis. Gue dan Faruq pun melannjutkan untuk menunnggu pemanggilan foto untuk dia. Tidak lama kemudian akhirnya giliran Faruq untuk difoto. Sama halnya seperti gue tadi, Faruq juga mengalami kendala pada nomor registrasi foto. Sejujurnya gue memang agak sedikit kesal karena kurang efektifnya para pekerja disini. Padahal sudah dapat uang enak, tapi masih saja. Pensive parah gue disini asli. Akhirnya selesai juga lah Driving License Faruq. Dan bergegaslah kami berempat untuk pulang ke rumah.
            Tibalah gue berempat di rumah om gue yang nemenin gue bertiga buat ngelahirin Driving License baru. Ternyata waktu gue liat jam dinding yang berdetak, menunjukkan pukul 20.00. Pffftt tidak menyangka gue akan selama ini. Padahal sebelumnya tidak selama ini.
            Lagi dan lagi, dari semua ini gue bisa mempelajari banyak hal. Yang paling penting dari yang terpenting adalah selalu menjaga barang bawaan anda kemana pun anda pergi dan berada. Jagalah dan simpan dengan sepenuh hati dan benar dokumen-dokumen penting lo, kaya Driving License contohnya. Oia, gue juga jadi sadar kalo mau menyimpan dompet saat berpergian jangan disimpan di kantong celana belakang, tapi bagian depan. Karena apa, kemungkinan diletakkan di kangtong celana belakang untuk jatuh itu jauh lebih besar daripada disimpan di kantong celana depan. So sudah dulu kali ya ditulisan kali ini, gue buat nih tulisan ampe kepotong dikarenakan notebook gue tercinta low waktu gue bawa pergi L. Okeh ini udah jam 23.21. Bye my readers J.
            Oia satu hal lagi, gue menemukan satu hal menarik dan aneh di Daan Mogot ini, di kamar mandi musholahnya terdapat petunjuk seperti ini..


0 komentar:

Post a Comment