Probably,
sebagian kita tergesa-gesa dalam menjalankan ibadah. Bisa jadi dikarenakan
banyak pekerjaan, ada urusan-urusan lain, atau hal lainnya. Tapi akankah kita
menyadari sesuatu yang kita belum mengetahui sebelumnya. Diantaranya seperti
dibawah ini, yuk langsung aja checkidot.
Allah menjawab
Al-Fatihah Kita
Banyak sekali
orang yang cara membacanya tegesa-gesa tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat
menyelesaikan shalatnya. Padahal di saat kita selesai membaca satu ayat dari
surah Al-Fatihah tersebut, ALLAH menjawab setiap ucapan kita.
Dalam Sebuah
Hadits Qudsi Allah Subhanahu Wata'ala ber-Firman:
"Aku
membagi shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku."
Artinya, tiga
ayat di atas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat
kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.
Ketika Kita
mengucapkan "AlhamdulillahiRabbil 'alamin". Allah menjawab:
"Hamba-Ku telah memuji-Ku."
Ketika kita
mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim", Allah menjawab: "Hamba-Ku telah
mengagungkan-Ku."
Ketika kita
mengucapkan "Maliki yaumiddin", Allah menjawab: "Hamba-Ku
memuja-Ku."
Ketika kita
mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”, Allah menjawab: “Inilah
perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.”
Ketika kita
mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzinaan’amta alaihim
ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.” Allah menjawab: “Inilah perjanjian
antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.” (HR. Muslim dan
At-Tirmidzi)
Berhentilah
sejenak setelah membaca setiap satu ayat. Rasakanlah jawaban indah dari Allah
karena Allah sedang menjawab ucapan kita.
Selanjutnya
kita ucapkan "Aamiin" dengan ucapan yang lembut, sebab Malaikat pun
sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.
Barangsiapa
yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dengan para Malaikat, maka Allah akan memberikan
Ampunan kepada-Nya.” (HR.
Bukhari, Muslim, Abu Dawud)
Sabda
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam; "Siapa yang menyampaikan
satu ilmu dan orang membaca dan mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala
walaupun sudah tiada." (HR. Muslim).
Memang seharusnya dalam kita
beribadah kita tidak boleh tergesa-gesa dalam menjalankannya. Karena Allah
pastilah menilai segala tindakan dan aktivitas kita. Apalagi dalam hal
beribadah. Interaksi antara hamba dengan Sang Maha Pencipta. Jikalau kita
berinteraksi dengan manusia lainnya saja kita bisa tidak tergesa-gesa, lalu
mengapa disaat kita berinteraksi dengan Sang Maha Pencipta kita malah
tergesa-gesa ? Akankah kepentingan di dunia jauh lebih penting dibandingkan
dengan kepentingan di akhirat ? Sejujurnya harus seimbang antara keduanya. Kita
sebagai hamba Allah, harus bisa menyeimbangkan antara interaksi dengan Allah
dan dengan manusia lainnya.
Bayangkan seperti
ini :
Hopefully,
melalui interpretasi ini, bisa menjadi intropeksi diri kita masing-masing. Supaya
tidak hanya sukses di dunia saja, tapi
sukses di akhirat juga. Aamiin
MasyaAllah. Ana pernah mendengar hadist ini dan jadi teringat kembali. Mungkin bisa kunjungi blog ana http://rizkylestarie.blogspot.com/ Syukron
ReplyDelete