Akhirnya gue di beri berkesempatan untuk bisa
menulis lagi di blog gue ini. Setelah sekian lama gue gak nulis lagi karena
aktivitas gue sehari-hari. Okeh, kali ini gue mau ngomongin perjuangan gue untuk mendapatkan program
studi (prodi) di PTN. Oh iya, by the
way, gue lulus dari SMA (jurusan IPA) tahun 2014. Jadi bisa lo bayangkan
sudah berapa lama gue berjuang untuk mencapai program studi (selanjutnya akan
gue sebut prodi untuk mempersingkat) di PTN sampai tahun ini, 2016. Baik gue
akan memulai kisah gue dari kelas XII SMA.
Ketika gue masih di SMA dan di tanya ingin
melanjutkan kuliah kemana, gue pun bingung akan menjawab kemana. Ada satu
kampus negeri yang sempat mencuri perhatian gue untuk bisa melanjutkan kuliah,
yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB). Hal ini bermula dari keikutsertaan gue
mengikuti lomba cerdas cermat di sana, IPB, bersama beberapa teman gue yang
menjadi wakil dari sekolah. Awalnya, guru pembimbing gue di sekolah melakukan
seleksi untuk mengikuti cerdas cermat ini. Dan gue sebenarnya gak pede untuk
mengikuti cerdas cermat ini. Namun entah kenapa gue terpilih menjadi salah satu
dari beberapa perwakilan sekolah untuk mengikuti perlombaan ini. Akhirnya
terpilihlah gue untuk ikut cerdas cermat di sana.
Datang di kampus IPB membuat gue merasa ingin
membulatkan tekad untuk melanjutkan kuliah di sana. Dengan suasana kampus yang
dingin karena banyak pohon-pohon rindang di dalam kampusnya, membuat gue
menjadi nyaman untuk melanjutkan kuliah di sana. Gue pun memutuskan untuk
belajar agar bisa kuliah di kampus ini.
Seiring berjalannya waktu dan kelulusan gue dari
SMA. Takdir berkata lain.
Berawal dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN), gue tidak memilih kampus IPB yang sempat gue idam-idamkan
karena gue sadar akan nilai gue selama di SMA. Alhasil, dengan kesadaran gue
akan nilai-nilai di SMA, membuat gue tidak
lulus / gagal dalam SNMPTN 2014. Gue pun akhirnya harus belajar lebih giat
lagi untuk mengikuti ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN) . Dengan mengikuti bimbel yang hanya beberapa bulan dan belajar dari zenius.net juga pastinya, alhamdulillah gue di
beri kesempatan lulus SBMPTN 2014 di pilihan ke tiga. Ya walaupun bukan di
pilihan pertama gue, yakni kampus IPB yang sudah membuat gue terkesima dengan
datang ke kampusnya waktu mengikuti lomba cerdas cermat di sana. Gue pun
mengikhlaskan IPB untuk bisa melanjutkan kuliah gue di UNJ, pilihan ke tiga di
SBMPTN 2014.
Gue pun melakukan daftar ulang di UNJ kala itu. Segala
aktivitas dan kegiatan persiapan ospek di UNJ pun gue jalankan. Hingga pada
saatnya gue memulai awal perkuliahan di UNJ.
Sama seperti siswa-siswa lainnya yang baru lulus
dari SMA dan keterima di PTN pilihan mereka, gue pun ikut merasakan senang atas
keberhasilan gue keterima di UNJ. Awal perkulihan gue jalani sebagaimana mestinya.
Gue beradaptasi dengan lingkungan baru gue,
lingkungan kampus. Beradaptasi dengan teman-teman baru gue di kampus, dan yang
paling penting, beradaptasi dengan pola belajar yang baru dan jelas berbeda
dari SMA. Gue sempat mengira kalau belajar di dunia perkulihan itu sama saja
dengan belajar di SMA. Ternyata setelah gue jalani perkuliahan beberapa bulan,
gue pun mulai merasakan perbedaan yang sangat signifikan dalam proses belajar
dari SMA ke Perguruan Tinggi. Di mulai dari pelajarannya yang semakin mendalam,
dosen yang sangat berbeda dengan guru di sekolah, dan teman-teman juga pastinya. Untungnya,
teman-teman gue tidak aneh-aneh dan gue bisa cepat beradaptasi akrab dengan
mereka yang satu jurusan sama gue. Setelah gue mengikuti perkuliahan beberapa
bulan, kegiatan dengan angkatan di prodi, tepat di bulan November 2014, gue
mulai merasa tidak sreg dengan prodi yang gue jalani di
kampus ini. Hal ini berawal setelah gue mengikuti kegiatan Mekatronika 2014 dari prodi gue. Gue memilih resign dari prodi gue di UNJ.
Gue resign
karena punya alasan yang kuat dan mendasar. Alasannya mengapa, gue jelaskan di
akhir tulisan ini. Gue pun melanjutkan aktivitas gue sehari-hari setelah resign dari kampus gue.
Gue mengambil keputusan untuk belajar lagi guna
mengikuti ujian SBMPTN 2015 dan ujian lainnya untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri
(PTN).
Ketika gue belajar untuk SBMPTN 2014, gue kurang
begitu banyak belajar dan latihan soal. Hanya banyak belajar untuk mata ujian
TPA, Bahasa Indonesia, dan sedikit Matematika Dasar. Sedangkan mata ujian lain
? Gue hanya mempelajarinya sekilas saja. Alhasil seperti yang sudah gue bilang
sebelumnya, alhamdulillah gue lulus di pilihan ke tiga.
Gue pun lebih membulatkan tekad kembali untuk
belajar lebih baik dari tahun 2014. Gue mulai mereview ulang materi yang sempat gue tinggalkan. Belajar lagi dan
belajar lagi. Gue mulai menyusun target dalam angan-angan gue. Baik itu prodi yang benar-benar pilihan gue, maupun PTNnya.
Di samping gue belajar untuk persiapan SBMPTN 2015,
gue juga berkesempatan untuk bisa mengajar di suatu bimbel. Ya, di sini lah gue
mempunyai dua tanggung jawab yang besar. Pertama, tanggung jawab terhadap diri
gue sendiri mengenai belajar gue untuk persiapan ujian. Kedua, tanggung jawab
gue sebagai seorang tutor di bimbel
tempat gue mengajar. Harus gue akui, tidaklah mudah untuk mengatur jadwal
antara belajar sendiri untuk persiapan ujian dan juga untuk mengajar. Gue harus
mempelajari beberapa materi yang baru di karenakan kurikulum yang baru juga,
yaitu KURTILAS(Kurikulum 2013).
Tentunya dengan mengorbankan waktu belajar mandiri gue hanya untuk belajar
materi baru sebagai bahan gue mengajar.
Dengan demikian, jadwal belajar mandiri gue jadi berubah karena gue
harus mempelajari beberapa materi baru untuk gue mengajar.
Lama kelamaan gue malah ketagihan ngajar di bimbel.
Gue jadi lebih sering mempelajari materi baru untuk mengajar ketimbang belajar
untuk ujian gue. Ada yang gue dapat setelah gue mempelajari materi baru
tersebut, seperti makin kuatnya gue akan materi dasar yang sudah gue kuasai
sebelumnya. Namun, lagi-lagi waktu belajar mandiri gue tersita kembali karena
keasyikan mengajar.
Layaknya anak bimbel biasa, mereka bertanya kepada
gue, “Ka, kuliah di mana ?” Gue bingung kala itu akan menjawab apa. Karena gue resign sementara dari kampus gue, UNJ.
Akhirnya dengan terpaksa gue menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban,
“Alhamdulillah UNJ, de”. Gue hanya bisa menjawab seperti itu dengan terpaksa
ketika ada yang bertanya ke gue, “Ka, kuliah di mana ?”
Belajar mandiri untuk ujian pun gue sesuaikan dengan
jadwal gue mengajar. Gue belajar mandiri dengan zenius di web zenius.net. Memang asyik belajar di zenius, tapi
kita hanya bisa mendengarkan suara tutor yang mengajar di video tanpa langsung
bisa bertemu dengan tutor pengajar di zenius. Ada satu tutor zenius yang membuat gue jadi semangat dalam belajar, ka Wilo
namanya. Doi adalah tutor TPA dan
Bahasa Inggris di zenius. Gue ingin
sekali bisa ikut gabung kelas Wilo di zenius-x(bimbel zenius di tempat) bersama
anak-anak zenius-x angkatan 2015. Berhubung doi aktif juga di Twitternya, gue pun mencoba untuk mention dia. Gue bilang ke dia bahwa gue
ingin joined belajar bersama dia di kelas zenius-x. Awalnya gue gak pede
sewaktu ingin mention dia, namun
akhirnya gue pun mention dia dengan pedenya.
Ternyata Wilo sangatlah open sama murid onlinenya yang ingin ikut
bergabung belajar bersama dia di kelas zenius-x. Di ajaklah gue untuk ikut
gabung belajar di kelas bersama dia. Tanpa berpikir banyak, gue pun sangat
senang dan menghadiri kelas Wilo selasa sore. Mengikuti kelas Wilo pun gue
jalanin dengan senang dan penuh semangat. Seusai gue mengikuti kelas Wilo sekitar
pukul 16.30-18.30, lalu gue di ajak ngobrol dengan Wilo mengenai persiapan gue
dan pilihan gue di SBMPTN 2015. Saling sharing
lah gue dengan Wilo dengan penuh antusias dan semangat. Ternyata, anak-anak
di zenius-x memang sudah di ajarkan benar-benar dari basic concept banget. Sewaktu gue ikut kelas Wilo, soal TPA yang di
bahas dalam Bahasa Inggris. Gue pun kaget setelah menerima soal yang akan di
bahas hari itu dari Wilo. Gue yang belum terbiasa dengan Bahasa Inggris,
seketika itu gue di haruskan dan di paksa untuk bisa Bahasa Inggris. Akhirnya,
setelah kelas pun selesai, dan sharing dengan
dia, gue pun bergegas pulang dengan sangat senang karena bisa berkesempatan
belajar bareng di kelas dengan tutor
zenius seperti Wilo. Yang awalnya gue hanya bisa mendengar suara Wilo dari
video di zenius.net, gue pun bisa belajar
langsung tatap muka dengan dia di kelas. Sungguh sangatlah berkesan bisa
belajar bareng di zenius-x. Thanks zenius, ka Wilo.
Belajar untuk persiapan ujian SBMPTN 2015 pun gue
lanjutkan di rumah sendiri bareng zenius.net.
Gue mulai menyicil satu per satu materi ujian yang ketinggalan.
Suatu ketika zenius mengadakan lomba menulis artikel
dengan tema “How Zenius Changed You”.
Saat gue membaca tulisan lomba
tersebut di blog zenius, gue tertarik
untuk mengikutinya karena berhadiah buku yang keren dengan tanda tangan dan
pesan dari tutor favorit di zenius.
Gue mencoba untuk membuat beberapa
tulisan untuk mengikuti lomba ini. Lagi-lagi, waktu belajar mandiri gue untuk
ujian tersita untuk mengikuti lomba zeniusblog.
Tapi kali ini gue tidak merasa di rugikan, karena alhamdulillah, gue bisa
mendapatkan satu buku dari lima buku yang menjadi reward bagi pemenang lomba zeniusblog.
Buku yang gue dapatkan adalah Common
Sense and Selected Work by Thomas Paine. Gue pun mendapat pesan dan tanda
tangan dari Sabda PS, tutor favorit gue di zenius. Reward
tersebut gue jadikan bahan bakar untuk lebih semangat dalam belajar guna
persiapan ujian SBMPTN 2015.
Setelah mendapatkan beberapa penyemangat dari
zenius, gue pun mulai semangat lagi untuk belajar mandiri guna persiapan ujian.
Namun ada satu hal yang tidak dapat gue pungkiri, yaitu kegiatan mengajar gue
yang tidak dapat gue tinggalkan. Mengapa gue tidak meninggalkan kegiatan
mengajar gue supaya bisa lebih fokus untuk belajar persiapan ujian ? Pertama,
karena gue tidak mau menyusahkan kedua orang tua untuk selalu meminta uang
jajan. Akhirnya gue pun tetap mempertahankan untuk mengajar. Kedua, karena
memang niat gue dari lubuk hati yang paling dalam. Gue ingin sekali bisa
berbagi ilmu yang gue punya melalui mengajar. Di samping gue berbagi ilmu yang
gue punya, gue juga secara tidak langsung memperkuat materi ujian gue dari
materi yang gue ajarkan. Namun lagi-lagi yang menjadi masalah adalah gue tidak
bisa membagi waktu untuk belajar mandiri, mempelajari materi baru untuk
mengajar, dan juga kegiatan membantu kedua orang tua gue, terutama antar jemput
nyokab gue.
Waktu pun terus berlalu. Detik demi detik, jam demi
jam, hari berganti hari, bulan berganti bulan. Gue pun mulai menentukan ujian
apa saja yang akan gue ikuti di tahun 2015. Akhirnya gue memilih beberapa ujian
untuk masuk PTN. Di antaranya adalah SBMPTN 2015, SIMAK UI 2015, UMPN PNJ GELOMBANG
2 2015, dan PENMABA UNJ 2015.
Mendekati hari H ujian-ujian tersebut, gue masih
dalam keadaan mengajar. Namun intensitas mengajar mulai gue kurangi. Gue pun
banyak menghabiskan waktu belajar sampai malam, bisa di bilang sampai begadang.
Alhasil, memang tidak banyak yang dapat gue serap dengan belajar seperti itu. Namun apa boleh buat, hari H ujian sudah
semakin dekat dan gue masih merasa kurang dalam persiapan ujian-ujian yang akan
gue hadapi 2015 silam. Hingga pada akhirnya, gue menggunakan pola belajar
sampai larut malam hingga mendekati H-1 ujian SBMPTN 2015.
Harus gue akui memang, belajar dengan pola seperti
itu kurang efektif. Karena selain terlihat di paksakan, gue lupa bahwa tubuh
gue juga butuh istirahat yang cukup menjelang ujian. Namun bukan berarti saat
menjelang ujian saja di butuhkan istirahat yang cukup. Dari jauh-jauh hari,
istirahat yang cukup sangatlah di butuhkan untuk tubuh setelah melakukan
aktivitas sehari-hari.
Seminggu menjelang ujian SBMPTN 2015, gue semakin
merasa tidak tenang karena masih banyak materi yang belum sempat gue pelajari.
Namun apa boleh buat, waktu tetaplah berjalan. Dan siap tidak siap gue harus
melalui ujian tersebut. Hingga akhirnya, ujian SBMPTN 2015 pun datang.
Tepat pada 9 Juni 2015, ujian SBMPTN 2015 akhirnya
berjalan sebagaimana mestinya. Moment ini merupakan saat di mana para peserta
ujian harus berusaha keras menjawab dan menyelesaikan soal-soal ujian. Setelah
mereka sudah mempersiapkan(belajar) dari jauh-jauh hari, di saat inilah mereka
menuangkan semua yang sudah di pelajari. Ada yang menjalaninya dengan
benar-benar serius. Ada pula yang menjalankannya dengan santai namun serius.
Bahkan ada yang mengerjakannya sampai nervous
karena melihat banyak saingannya. Dan masih banyak lagi reaksi para peserta
dalam mengerjakan ujian ini. Termasuk
gue, yang sejujurnya gue agak nervous
dalam mengerjakan ujian kali ini.
Ujian SBMPTN 2015 pun berlalu begitu saja. Dengan
meninggalkan harapan supaya bisa lulus dalam seleksi kali ini. Setelah gue
mengikuti ujian SBMPTN 2015, gue mengambil keputusan untuk istirahat dulu satu
hari pasca SBMPTN guna merefresh otak dan pikiran gue. Walaupun sebenarnya
masih ada beberapa ujian lagi yang harus gue ikuti pasca SBMPTN 2015. Namun gue
tidak mau menyiksa tubuh gue dengan langsung melanjutkan belajar seusai ujian
SBMPTN. Setelah gue merasa sudah cukup istirahatnya, lusa gue melanjutkan
belajar lagi untuk persiapan ujian berikutnya. Namun tidak seintens sewaktu gue
belajar untuk persiapan SBMPTN 2015.
Ujian-ujian masuk PTN pun gue lalui dengan tenang
dan serius dalam mengerjakannya. Hingga akhirnya pengumuman pun mulai
berdatangan satu per satu. Di mulai dari pengumuman SBMPTN 2015. Hasil ujian
gue kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Ya benar, ujian SBMPTN 2015 gue
kali itu tidak lulus / gagal. Gue pun
merasakan sedih setelah mengetahui gue tidak lulus. Bukan hanya gue yang
merasakan sedih, keluarga gue pun juga merasakan hal yang sama karena
ketidaklulusan gue di ujian kali ini, terutama nyokab gue. Gue sangat merasa
sedih karena belum bisa memberikan yang terbaik untuk nyokab dengan hasil ujian
tersebut. Untungnya nyokab gue tetap memberikan semangat ke gue supaya tidak
patah semangat walaupun tidak lulus. Semangat gue mulai kembali setelah nyokab
memberikan semangat ke gue. Memang, semangat (support) dari kedua orang tua, terutama nyokab, sangat kuat untuk
bisa menaikkan semangat belajar lagi.
Pengumuman demi pengumuman dari ujian masuk PTN 2015
mulai berdatangan satu per satu. Dan alhasil, hanya satu ujian yang gue lulus
dari empat ujian masuk PTN yang gue ikuti tahun 2015. Yaitu UMPN PNJ GELOMBANG
2. Namun kelulusan gue di ujian kali ini hanya bersifat semu. Kenapa semu ? Karena
kelulusan gue ini hanyalah sebagai cadangan. Iya hanya cadangan :’).
Gue memutuskan kembali untuk mengulang tahun
selanjutnya, tahun 2016. Mereview kembali materi yang benar-benar masih
tertinggal. Melengkapi kembali materi-materi yang gue masih bayang-bayang. Dan
jauh mempersiapkan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Karena gue tidak mau
melakukan kesalahan yang sama lagi di tahun terkahir gue.
Setahun sudah gue mempersiapkan ujian masuk PTN. Dan
satu tahun pula gue sudah mengajar di bimbel. Berawal dari mengajar, gue pun
sedikit demi sedikit mulai membenahi diri. Baik dari segi pola belajar gue, paradigma gue mengenai mata ujian yang
akan di ujikan. Dari segi waktu yang benar-benar gue mulai sensitif karena
sudah tahun terakhir. Dan dari segi lainnya yang gak bisa gue sebutkan satu per
satu di sini.
Awal perjuangan di tahun terakhir gue di mulai
semenjak nyokab membolehkan gue kembali untuk berjuang. Memang nyokab yang
terus ngasih support agar gue tidak
terlalu down atau patah semangat
ketika belum di terima di tahun 2015. Gue memulai untuk mempersiapkan lebih
matang dan lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnnya.
Tahun sebelumnya, bisa di bilang gue lebih banyak
belajar sendiri di rumah ketimbang belajar bersama teman-teman gue. Namun di
kesempatan gue kali ini, gue mulai tidak belajar sendiri lagi di rumah. Gue di
undang oleh teman gue untuk ikut bergabung dengan group line buatan dia. Which
is adalah group yang beranggotakan seperti gue, sesama pejuang SBMPTN 2016
dan ujian tulis PTN lainnya.
Awal gue masuk group dia, gue pun saling berkenalan
satu sama lain dengan anggota group yang lain. Gue melihat belum ada keaktifan
dalam group ini. Mungkin karena masih pada jaim
jadi masih terlihat sepi(belum terlalu aktif belajar).
Enaknya bisa bergabung dengan group yang
seperjuangan dengan kita, kita bisa saling sharing
satu sama lain dengan sesama anggota mengenai banyak hal. Baik dari segi
persiapan ujian, pola belajar yang di gunakan, menanyakan soal yang bisa di
bahas bersama di group, dan lainnya.
Hingga pada saatnya mulai aktif group ini akan bahas
soal dan sharing satu sama lain. Gue
yang masih merasa belum banyak akan pemahaman materi ujian kala itu, hanya bisa
menjadi silent reader dan menyimak
pembahasan mereka. Ketika ada yang benar-benar gue tidak mengerti barulah gue nongol di group untuk menanyakan apa
yang gue belum ngerti. Untungnya ada yang bisa menjawab dan menjadi bahan
diskusi. Diskusi soal di group yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu
penyemangat kita ketika kita malas belajar. Melihat teman-teman group yang
begitu ambis untuk persiapan ujian,
kita bisa jadi ketularan semangat ketika kita sedang malas belajar. Hal ini gue
rasakan secara kontinu.
Selain belajar bersama di group, gue pun mulai mencari
teman untuk bisa belajar bersama secara langsung minimal seminggu sekali di
suatu tempat. Berawal dari chat group, lalu berlanjut ke chat personal dan menjadi akrab. Bertemu lah gue dengan dua orang
teman gaib gue di group.
Setelah beberapa lama gue dan dua teman gue saling
kenal satu sama lain, mereka mengajak gue untuk membuat kelompok belajar.
Mereka merencanakan untuk bisa belajar bareng minimal satu kali seminggu.
Dengan satu tutor yang bisa di
percaya pastinya. Kita pun setuju untuk bisa belajar bareng minimal satu kali
seminggu. Dengan mempercayakan satu mahasiswa Ilmu Komputer Universitas
Indonesia, kita pun memulai untuk menyusun jadwal belajar satu kali seminggu.
Universitas Indonesia terpilih untuk menjadi tempat
gue dan dua orang teman gue belajar bareng satu kali seminggu. Kami bertiga
memililih Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia sebagai basecamp untuk belajar. Merasakan belajar langsung di kampus UI
membuat semangat gue semakin membara. Which
is di tahun terakhir ini, gue benar-benar ingin sekali bisa melanjutkan
kuliah di Universitas Indonesia.
Rencana belajar bareng kami pun terwujud setelah
perundingan bersama. Kami memilih hari selasa sore sekitar pukul 16.00 untuk
belajar bareng. Namum gue dan kedua teman gue datang ke UI dari pukul 14.00 supaya
bisa belajar bareng terlebih dahulu.
Gue mendapatkan rutinitas baru yang cukup mendukung
belajar gue. Belajar bersama seperti ini benar-benar gue manfaatkan untuk
saling sharing dan ngajarin satu sama
lain. Melalui belajar bersama, gue jadi tau mana kekurangan gue akan suatu
materi. Rutinitas gue ini berlangsung secara kontinu beberapa bulan menjelang
hari H SBMPTN 2016.
Di samping gue belajar bareng dengan dua teman gue,
gue berkesempatan mengikuti bimbel ILUNI FEB UI. Informasi ini gue dapatkan
dari salah satu teman gue di group line
yang seperjuangan dengan gue. Gue juga tidak percaya bisa berkesempatan
mengikuti bimbel ILUNI FEB UI ini. Selain bisa belajar langsung di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, gue kembali mendapat tambahan bahan
bakar semangat belajar di kampus UI ini. Kampus yang menjadi target terakhir
gue. Gue bertemu kembali dengan teman-teman baru yang seperjuangan dengan gue.
Dan yang jelas, teman-teman baru gue ini mayoritas adalah siswa kelas XII SMA.
Untungnya yang alumni bukan hanya gue, ada beberapa teman gue juga yang alumni.
Bertemu dengan anak-anak yang hebat dan luar biasa, membuat gue semakin
semangat belajar untuk ujian masuk PTN 2016. Melihat antusias dan ambis mereka
dalam belajar, gue semakin merasa panas. Hal ini membuat gue mulai tidak malas
belajar lagi, walaupun terkadang suka ada rasa malas untuk belajar hehe. Namun ketika gue mengingat antusias mereka, rasa
malas belajar itu hilang seketika. Mungkin salah satunya karena takut kalah bersaing
dengan mereka. Akhirnya, gue menjadi sering belajar di kampus yang benar-benar
mutlak pilihan gue, Universitas Indonesia.
Berawal dari seminggu sekali belajar di Universitas
Indonesia, setelah mengikuti bimbel ILUNI FEB UI, menjadi tiga kali seminggu
gue belajar di kampus UI Depok. Hal ini belanjut secara kontinu dan gue
benar-benar memanfaatkan kesempatan kali ini.
Selain belajar bersama kedua teman gue, belajar di
FEB UI, terkadang teman-teman group line
seperjuangan gue mengajak untuk bisa belajar bersama juga. Lagi-lagi terpilih
kampus UI sebagai tempat belajar bersama teman-teman group line gue. Semakin panas lah gue melihat antusias dan ambis
mereka dalam belajar. Belajar di kampus UI ini sudah beberapa kali gue rasakan.
Pertama, rutinitas gue dan kedua teman gue seminggu sekali belajar bareng.
Kedua, belajar di FEB UI. Dan ketiga, belajar bareng teman-teman group line. Dalam hati gue berdumam, “Ya
Allah, moga2 di beri kesempatan untuk bisa beneran belajar dan kuliah di kampus
UI, aamiin.” Dan ternyata..... lanjut dulu bacanya ya hehe.
Waktu terus berjalan semakin dekat dengan hari H
ujian masuk PTN. Di mulai dari SBMPTN 2016 yang semakin dekat, SIMAK UI
menyusul sesudahnya dan masih ada beberapa ujian lagi. Oh iya, by the way, di tahun 2016 ini, ada satu
ujian tambahan yang gue tidak ikut di tahun 2015. Di tahun 2015 gue hanya
mengikuti SBMPTN, SIMAK UI, UMPN PNJ GELOMBANG 2, dan PENMABA UNJ, kali ini ada
satu tambahan ujian, yaitu SPMB MANDIRI UIN JAKARTA. Jadi bisa di bilang tahun
2016 ini gue mengikuti ujian SBMPTN, SIMAK UI, SPMB UIN JAKARTA, PENMABA UNJ,
dan UMPN PNJ GELOMBANG 2.
Mungkin ada di antara lo yang bertanya-tanya, gue
milih prodi apa ? Lanjutkan dulu membacanya sampai selesai ya.
Ujian masuk PTN 2016 pun gue lalui satu per satu
dengan kesungguhan dan kesiapan yang bisa di bilang agak lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya. Berbeda dengan tahun sebelumnya, gue melewati ujian
masuk PTN kali ini benar-benar dengan rileks dan fokus. Walaupun masih ada rasa
gugup dan takut gagal sedikit ketika mengikuti ujian-ujian tahun ini. Namun
tetap gue lalui dengan semangat dan santai.
Setelah gue melalui ujian demi ujian, pengumuman
mulai berdatangan satu per satu. Di mulai dari pengumuman SBMPTN 2016. Hasil
pengumuman SBMPTN 2016 gue kali ini sama dengan tahun sebelumnya, 2015. Yaps
benar banget kalo lo nebak gue gagal/tidak
lulus. Harus gue akui memang, sedih yang benar-benar mendalam gue rasakan
ketika gue membuka pengumuman SBMPTN 2016.
:') |
Gue membuat keluarga gue, terutama nyokab gue, sedih
dan kecewa atas kegagalan gue kali ini. Di tahun terakhir gue berSBMPTN malah
memberikan hasil yang tidak memuaskan. Namun apa boleh buat, takdir berkata
lain di SBMPTN 2016 gue kali ini. Hal yang membuat gue sedih lagi adalah ketika
gue menanyakan hasil SBMPTN teman-teman gue. Baik teman di group line, kedua teman gue yang belajar bareng seminggu sekali di
UI, teman-teman gue di bimbel ILUNI FEB UI, dan teman-teman gue yang lain.
Entah rasa senang atau sedih yang gue rasakan ketika gue mengetahui teman-teman
gue banyak yang lulus di SBMPTN 2016. Senang mendengar mereka lulus karena
keberhasilan mereka dalam SBMPTN 2016, sedih karena gue tidak lulus dalam SBMPTN 2016. Gue sempat merasa terpikul akan
suasana saat itu. Gue menunggu kembali pengumuman-pengumuman yang akan
berdatangan.
Pengumuman SIMAK UI pun akhirnya tiba. Teman-teman
gue yang sama seperti gue, tidak lulus di SBMPTN 2016, ada yang lulus di SIMAK
UI. Berbeda dengan gue, mendapatkan hasil yang sama dengan SBMPTN 2016, gue pun
mendapatkan kegagalan di SIMAK UI
kali ini. Perasaan sedih yang semakin bertambah gue rasakan setelah mengetahui
gue gagal kembali di ujian ini.
Lalu bagaimana dengan SPMB MANDIRI UIN JAKARTA gue ?
Ujian SPMB UIN ini sebenarnya di laksanakan di bulan puasa sesudah pengumuman
SIMAK UI. Jadi gue masih di beri kesempatan untuk bisa belajar dan mereview
kembali materi-materi yang masih belum gue pahami. Karena gue sudah terlanjut down dengan kegagalan gue di SBMPTN 2016 dan SIMAK UI 2016, semangat belajar
gue jadi menurun untuk persiapan SPMB UIN. Namun tidak dapat gue pungkiri, gue
harus tetap mengikuti ujian SPMB UIN JAKARTA. SPMB UIN pun akhirnya gue lalui
dengan H2S(Harap-Harap Cemas). Sesudah mengikuti SPMB UIN, gue
menunggu kembali hasilnya beberapa minggu kemudian. Sambil menunggu pengumuman
SPMB UIN, gue melanjutkan belajar untuk ujian PENMABA UNJ.
Selama persiapan menghadapi PENMABA UNJ, gue mencoba
untuk belajar sendiri kembali. Karena teman-teman gue sudah banyak yang lulus
di ujian-ujian masuk PTN sebelumnya(which
is SBMPTN, SIMAK UI, UTUL UGM, UM UNDIP, dll.). Gue teringat dengan salah
satu teman gue yang sudah lulus di UM UNDIP. Gue meminta kepada dia untuk
mengajarkan suatu materi yang belum gue pahami. Chemistry, ya entah kenapa satu bidang itu, kimia, yang terkadang
gue masih belum mengerti. Untungnya dia mau membantu gue selama persiapan
PENMABA UNJ. Hampir setiap malam gue bacotin
dia melalui chat line untuk
menanyakan soal kimia. Perlahan gue mulai mengerti, walaupun tidak begitu
mengerti.
Setelah beberapa hari gue belajar untuk persiapan ujian PENMABA UNJ bersama
teman gue yang satu ini, hari H PENMABA UNJ akhirnya datang juga. PENMABA UNJ
gue lalui dengan sedikit santai. Tidak terlalu nervous seperti ujian-ujian gue sebelumnya. Lalu apa yang gue
lakukan seusai ujian PENMABA UNJ ? Gue pun menunggu pengumuman SPMB UIN yang
berselang lima hari setelah ujian PENMABA UNJ. Selain itu, gue melanjutkan
belajar kembali untuk ujian terkakhir gue, UMPN GELOMBANG 2 PNJ 2016.
Gue kembali membacoti
teman gue selama persiapan UMPN PNJ kali ini. Jika persiapan PENMABA UNJ
gue sering menanyakan soal kimia kepada teman gue, dalam persiapan UMPN PNJ ini
gue lebih sering menanyakan beberapa soal fisika yang gue belum ngeh. Selain itu, gue juga meminta
bantuan sama temen gue untuk memeriksa jawaban gue untuk materi ujian Bahasa
Indonesia dan Bahasa Ingrgirs. Gue pun saling sharing dengan dua teman gue di chat
line. Teman gue yang satu untuk soal fisika, dan teman gue yang satu lagi
ini untuk soal Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Sambil belajar untuk ujian UMPN PNJ, pengumuman SPMB
UIN tidak terasa mulai datang. Ketika hari H pengumuman SPMB UIN, gue agak
tidak sabar ingin membuka hasil ujiannya. Berawal dari yang di jadwalkan sore
untuk pengumuman, gue pun mencoba untuk membuka pengumuman sore. Namun sering
kali di dapati web eror karena banyak
yang membuka untuk melihat hasil pengumuman. Gue memutuskan untuk membuka
pengumuman SPMB UIN ba’da Maghrib. Dan
jeng jeng... setelah gue buka pengumuman SPMB UIN, hasil yang sama dengan
SBMPTN dan SIMAK UI pun gue dapatkan kembali. Ya, kegagalan tuk kesekian kalilnya gue dapatkan di tiga ujian ini. Gue
sudah mengikhlaskan kegagalan gue di
tiga ujian ini. Dan kembali fokus persiapan UMPN PNJ yang tinggal menghitung
hari setelah pengumuman SPMB UIN. Waktu yang tersisa untuk persiapan UMPN PNJ
kali ini benar-benar gue manfaatkan. Gue tidak ingin gagal di ujian terakhir gue ini.
Persiapan UMPN PNJ gue rasa sudah benar-benar lebih
baik dari ujian-ujian sebelumnnya. Tibalah hari H UMPN PNJ. Entah kenapa di
ujian UMPN PNJ kali ini, gue benar-benar melaluinya dengan santai abis, pede
abis. Berbeda dengan ujian-ujian gue sebelumnya yang bisa di bilang sedikit nervous. Akhirnya gue lalui ujian UMPN
PNJ kali ini dengan pede. And this is the
end my last exam. Huft. Gue merasakan kelegaan yang luar biasa sesudah
mengikuti ujian UMPN GELOMBANG 2 PNJ 2016. Gue berasa curhat selama mengerjakan
UMPN PNJ. Gue mengeluarkan semua unek-unek persiapan belajar gue di UMPN PNJ
dengan semaksimal mungkin. Terlepas gue lulus atau tidak di ujian terakhir gue
ini, gue mengikhlaskan terlebih dahulu.
Bagaimana dengan pengumuman PENMABA UNJ gue ?
Awalnya pengumuman PENMABA UNJ akan di umumkan
tanggal 5 Agustus, namun setelah gue lihat kembali di web PENMABA UNJ,
pengumuman di undur kembali menjadi tanggal 9 Agustus. Bertepatan dengan
pengumuman UMPN GELOMBANG 2 PNJ. Gue seperti mendapat double attack tanggal 9 Agustus kemarin. H2S(Harap2
cemaS) dengan kedua pengumuman terakhir ini.
Gue meyakini salah satu dari kedua ujian gue kali
ini ada yang lulus dan ada juga yang tidak lulus. Gue lebih mengharapkan lulus
di PENMABA UNJ ketimbang di UMPN PNJ. Karena kampus UNJ lebih dekat dari rumah
gue ketimbang PNJ yang lebih jauh dari rumah gue. Namun gue mulai mengikhlaskan
akan lulus di ujian manakah gue kali ini.
Ketika matahari sudah mulai naik di siang hari,
ba’da Dzuhur gue mencoba untuk membuka hasil dari kedua ujian terakhir gue. Gue
sempat merasa bimbang ketika ingin membuka hasil ujian gue. Manakah yang harus
gue buka terlebih dahulu ? PENMABA UNJ atau UMPN GELOMBANG 2 PNJ ? Hati gue
mendumel dengan keras untuk membuka UMPN GELOMBANG 2 PNJ terlebih dahulu. Namun
hasrat ini berlawanan dengan hati gue. Sempat ada pikiran untuk membuka
pengumuman PENMABA UNJ terlebih dahulu. Tapi gue tetap mengikuti kata hati gue
untuk membuka pengumuman UMPN GELOMBANG 2 PNJ terlebih dahulu. Dan hasilnya
setelah gue buka adalah.....
Jeng ... jeng.... jeng.... jeng....
ALHAMDULILLAH :) |
ALHAMDULILLAH !!!! Akhirnya penantian gue selama ± 2
tahun untuk mencapai prodi yang gue
cita-citakan tercapai di tahun ini. Which
is tahun terakhir gue untuk mengikuti ujian-ujian PTN :’). Tanpa langsung
berpikir banyak, gue langsung sujud syukur setelah melihat keberhasilan gue di
UMPN PNJ kali ini. Nikmat yang luar biasa benar-benar gue rasakan setelah
membuka pengumuman UMPN PNJ. Rasa senang dan haru bercampur kala itu. Senang
karena keberhasilan gue di ujian terakhir, haru karena PNJ cukup jauh dari
rumah gue :’). Gue langsung memberitahukan kepada nyokab gue akan keberhasilan
gue sekarang. Nyokab gue akhirnya ikut merasakan senang atas keberhasilan gue
di ujian kali ini. Akhirnya gue bisa membuat keluarga gue, terutama nyokab gue,
senang dan bangga dengan keberhasilan gue di tahun terakhir ini. Memang benar,
ikutilah kata hati lo ketika lo ingin melakukan sesuatu :’). Dan percayalah
akan ada saatnya keberhasilan menghampiri lo setelah lo berjuang sekian lama
untuk mendapatkan apa yang lo cita-citakan.
Kedua teman gue yang selalu gue bacotin selama persiapan UMPN PNJ ini ikut senang dengan
keberhasilan gue. Akhirnya gue yang seperjuangan dengan mereka berhasil juga
mencapai prodi yang gue cita-citakan. Rasa terima kasih gue kepada mereka
berdua mungkin tidak sebanding dengan ilmu yang sudah mereka beri kepada gue
selama persiapan. Bacotan gue tiap
malam kepada mereka berdua akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Mereka merasa
senang dan lega mendengar keberhasilan gue kali ini. Thank in advance friends ! You’are my best friend !
Lalu bagaimana dengan PENMABA UNJ gue ? Untungnya gue mengikuti kata hati gue ketika
ingin membuka pengumuman dua ujian terakhir gue ini. Rasa syukur, senang, dan
lega yang luar biasa sudah bisa menutupi kesedihan gue yang sudah lalu.
Sehingga sesudah gue membuka hasil PENMABA UNJ dan gue tidak lulus, rasa sedih yang gue rasakan sudah tertutupi oleh
keberhasilan gue di UMPN PNJ. Ya memang harus gue akui. UNJ kali ini tidak mau balikan lagi sama gue. Gue tidak lulus/gagal di PENMABA UNJ. Sedih
tetap gue rasakan. Namun keberhasilan gue tetap gue syukuri walaupun tidak
lulus di PENMABA UNJ.
Mungkin UNJ sudah sakit hati sama gue karena sudah
gue lepaskan begitu saja tanpa alasan. Seandainya kau tau UNJ mengapa aku melepasmu.
Aku melepasmu kala itu karena aku punya alasan yang cukup kuat dan mendasar.
Sejujurnya bukannnya aku melepasmu UNJ,
tapi aku melepas prodi di kamu UNJ :’). Aku belajar banyak darimu UNJ.
Kamulah yang menjadi awal pembelajaranku di dunia perkuliahan. Kaulah yang
mengenalkanku bedanya kehidupan di sekolah dan di kampus. Dan masih banyak lagi yang tidak dapat aku sebutkan satu per
satu di tulisanku yang sederhana ini.
Perjuangan dan penantian gue untuk mendapatkan prodi
yang gue cita-citakan akhirnya tercapai di tahun 2016. Begitu banyak rintangan
dan tantangan yang gue hadapi selama proses perjuangan gue untuk mendapatkan
prodi di PTN. Di mulai dari belajar mandiri di rumah seorang diri. Mengatur
jadwal belajar mandiri dengan kegiatan mengajar di bimbel. Membantu pekerjaan rumah
orang tua serta antar jemput nyokab gue dan ade gue. Dan beberapa rintangan dan
tantangan yang gue hadapi selama perjuangan gue.
Selama ± 2 tahun gue belajar dan berjuang untuk
mencapai prodi yang gue cita-citakan. Banyak pelajaran yang bisa gue pelajari
selama perjuangan gue. Di mulai dari betapa pentingnya untuk bisa menghargai
waktu. Membagi waktu untuk belajar dan kegiatan lain. Memanfaatkan moment
belajar bareng dengan teman seperjuangan. Memperjuangkan yang pantas untuk di
perjuangkan. Tidak patah semangat atau down
ketika kegagalan menghampiri diri kita. Menghargai setiap masukan dari
orang lain. Mematahkan setiap sarkasme yang
terlontar dari orang lain ke diri kita. Dan masih banyak lagi pelajaran yang bisa gue petik selama
perjuangan gue ± 2 tahun ini.
Oh iya, dari awal tulisan gue, gue belum
menceritakan prodi apa yang sebenarnya gue pilih dan gue cita-citakan dan
alasan mengapa gue resign dari UNJ.
Okeh, sekarang saatnya gue ceritakan hal itu. Eh tapi kan lo juga udah liat
prodi apa yang gue pilih dari screenshoot
kelulusan UMPN PNJ gue di atas hehe.
Prodi yang gue cita-citakan adalah Matematika atau Teknik Informatika. Walaupun gue tidak berhasil mendapatkan prodi Matematika, gue tetap mensyukuri
keberhasilan gue mendapatkan prodi Teknik
Informatika. Okeh sejujurnya pilihan prodi gue tidak begitu penting
sebenarnya untuk di ceritakan. Yang jauh lebih penting adalah alasan gue resign dari UNJ.
Seperti yang sudah gue bilang di awal tulisan gue,
gue resign dari UNJ di karenakan gue tidak sreg dengan prodi gue. Pasti lo
bertanya-tanya, “kalo udah tau gak sreg kenapa tetep di pilih juga ?” Okeh
memang gue akui di situlah kesalahan gue dalam memilih. Di samping sayangnya
prodi gue karena banyak saingan yang ingin mendapatkan prodi yang sudah gue lepas.
Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Sejujurnya prodi itu bukanlah
murni pilihan gue pribadi. Oleh karena itu gue memilih untuk resign dari UNJ.
Gue memutuskan resign
karena setelah beberapa bulan menjalani perkuliahan, gue mulai berfikir.
Apakah gue akan bisa bertahan di prodi which
is gue aware kalo gue gak sreg dengan prodinya. Apakah gue
bisa menjalani studi yang udah jelas-jelas gue tidak sreg. Oleh karena itu gue
memutuskan untuk resign dari UNJ.
Ingat, gue resign dari prodinya,
bukan dari UNJnya.
Selain itu, gue juga terkadang kepikiran, apa yang
akan gue perbuat dengan sesuatu yang gue jelas tidak sreg. Sedangkan perkuliahan itu ± 4 tahun di jalani. Sempat
terpikir di benak gue untuk mencoba “jalanin aja dulu”, namun hati tetap bersih
keras ingin resign dari prodi di UNJ.
Memang tidak ada yang pernah tau akan seperti apa ke depannya nanti. Namun bukankah
segala sesuatu itu di mulai dari saat ini. Saat di mana kita menjalani suatu
kegiatan secara langsung. Jika awalnya saja sudah tidak sreg, bagaimana untuk kedepannya nanti ?
Sekolah dan perkuliahan adalah dua hal yang sangat
jauh berbeda. Jika di sekolah guru-guru sering mengingatkan akan tugas,
nilai-nilai kita yang masih kosong, dan lainnya. Di dunia perkuliahan sungguh
sangatlah berbeda. Tidak semua dosen di perguruan tinggi itu masih memberi
perhatian terhadap mahasiswanya sama halnya seperti guru kepada siswanya. Di
sekolah memang kita di haruskan untuk mempelajari banyak pelajaran, mungkin ada
salah satunya yang kita tidak suka. Lain halnya di perkuliahan. Di perkuliahan
kita sudah harus bisa mengeksplor
bidang yang sudah kita ambil. Kita di haruskan lebih banyak belajar mandiri
ketimbang selalu di suapin oleh dosen di kelas. Karena studi yang kita pilih
akan menjadi investasi ilmu kita sesudah lulus perkuliahan nanti. Kita sendiri
yang menggunakan dan memanfaatkan ilmu yang sudah kita pelajari selama proses
perkuliahan. Oleh karena itu gue memutuskan untuk resign dari prodi gue di UNJ.
Mungkin masih ada beberapa alasan gue lagi yang
membuat gue memutuskan untuk resign
dan tidak mungkin gue jabarkan semuanya di tulisan yang sederhana ini.
Gue akan coba kasih beberapa tips kalian dalam
memilih prodi di PTN :
1. Pilihlah
prodi yang memang benar-benar minat kalian.
Jika kalian sudah menaruh minat pada suatu bidang
studi, rasa belajar di dunia perkuliahan bukanlah lagi sebatas beban. Namun
hal itu bisa menjadi sebuah tantangan
buat kita. Bagaimana kita bisa memecahkan sebuah masalah yang berkaitan dengan
studi kita. Mengeksplor lebih jauh dan lebih dalam mengenai minat kita terhadap
studi yang kita pilih. Dan lain sebagainya.
2. Jangan
memilih prodi karena ikut-kutan teman / pacar
/ gebetan
Mungkin masih ada beberapa dari mahasiswa yang
memilih prodi karena ikut-ikutan teman atau pacar. Jangan hanya karena pacar lo
ingin kuliah di kedokteran, lo juga memilih untuk kuliah di kedokteran. Apalagi
sampai ingin sekampus dan seprodi hanya karena ingin bisa terus bersama dengan
si pacar HAHAHA. Lo sudah dewasa man.
Jangan hanya karena lo ingin terus bersama dengan pacar lo, lo mengorbankan
masa depan lo demi doi.
3. Ikuti kata
hati lo ketika memilih prodi
Mungkin hampir sama seperti kita memilih lawan jenis
kita. Pastilah kita memilih sesuai dengan kata hati kita. Jika dari awal kita
sudah tidak sreg dengan pilihan kita,
bagaimana kita akan menjalaninya. Jika dalam suatu hubungan mungkin bisa dengan
sekedar “jalanin aja dulu". Namun di dunia perkuliahan jangan pernah
sekali-sekali lo memakai kata-kata itu, “jalanin aja dulu”. Dunia perkuliahan
bukanlah semata-mana untuk having fun.
Bukannlah hanya sekedar nongkrong
tidak jelas dengan teman-teman, hangout
yang tidak berarti dengan teman atau pacar dan lainnya. Tapi dunia perkuliahan
adalah tempat di mana lo berkesempatan untuk bisa mendalami ilmu yang lo suka. Tempat di mana lo bisa belajar lebih
dalam akan bidang yang benar-benar lo sukai sampai lo rela untuk gak tidur demi
ngulik bidang yang lo suka.
Mungkin 3 hal
itu yang menurut gue penting dalam memilih jurusan. Ada beberapa hal
lain yang harus di perhatikan juga dalam memilih jurusan. Salah satunya adalah
saingan, daya tampung, dan kekekatan prodi yang lo pilih. Namun jikalau ketiga
hal di atas sudah bisa lo lalui, masalah saingan, daya tampung, dan kekekatan
bukanlah jadi hal yang terlalu berat lagi buat lo. Justru hal itu menjadi
tantangan buat lo. Bagaimana caranya supaya lo bisa lulus di prodi yang
benar-benar sesuat minat dan bakat elo. Bagaimana mengatur strategi belajar
supaya lo bisa mengeliminasi saingan lo dan lain sebagainya.
Oh iya, by the
way, untuk lo yang sudah kuliah di tahun pertama(sesudah lo lulus SMA) dan
lo berpikiran untuk resign atau ingin
ikut lagi untuk mencapai pilihan yang sesuai minat dan bakat lo, mungkin
beberapa hal ini bisa menjadi masukan dari gue buat lo ;
Pertama,
kalau lo memang berniat untuk resign
seperti gue, pikirkan akan hal yang di luar ekspektasi (di luar dugaan) lo.
Maksudnya adalah pikirkan jika seandainya lo tidak lulus di ujian berikutnya.
Lain halnya jika lo ingin ikut ujian kembali sambil menjalani perkuliahan lo. Hal
itu masih mending ketimbang lo resign
seperti gue. Walaupun di ujian berikutnya lo tidak lulus, lo masih bisa
melanjutkan kuliah lo di kampus awal lo. Jika memang benar-benar ingin resign, buat suatu antisipasi untuk
menyiasati jika gagal. Memang tidak ada yang tau ke depannya seperti apa, tapi
kita juga harus bisa memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Kedua,
cari kegiatan lain selain belajar untuk
persiapan ujian. Karena memang tidak dapat di pungkiri ketika kita
sedang persiapan ujian, pasti akan menemukan satu titik jenuh dalam belajar.
Mungkin bisa di ganti dengan membaca buku, olahraga, belajar bersama teman
seperti gue seminggu sekali, hangout
bersama temen yang lebih guna, dan lain sebagainya. Selain untuk merefresh otak
lo, juga untuk melupakan sedikit kejenuhan dan kepenatan dalam proses persiapan
ujian.
Ketiga,
mintalah support(dukungan) dan restu
dari kedua orang tua lo. Hal ini tidak kalah penting pastinya. Karena memang
tidak dapat di pungkiri akan restu dari kedua orang tua. Selain untuk
memudahkan selama proses persiapan ujian, dukungan dari orang tua bisa menjadi epos(energi positif) dalam belajar. Bisa
membuat lebih pede dalam belajar dan mengerjakan soal. Dan lain sebagainya.
Keempat, ketika ada sarkasme ke diri elo, jangan langsung lo telen dan terima
bulat-bulat seperti tahu bulat. Sejujurnya selama gue persiapan ujian masuk
PTN, gue selalu di cemooh sama ade gue HAHAHA. Ade gue selalu bilang, “yah mana
katanya pinter, masa gak lulus-lulus ujiannya” ketika gue gak lulus dalam
ujian. Sarkasme seperti itu bisa lo
jadikan batu loncatan elo untuk membuktikan bahwa elo bisa. Yakinlah pada diri
elo bahwa lo bisa lulus ujian. Elo bisa menghadapi saingan lo. Buktikan bahwa
lo bisa. Sewaktu gue diberlakukan seperti itu oleh ade gue sendiri, dalam hati
gue mendumel “liat aja nanti lo, gue bakal buktiin kalo gue bisa !!!” Jadikan sarkasme seperti ini sebagai bom buat lo.
Kelima,
jangan mengulangi kesalahan yang sama di ujian berikutnya. Klise memang, namun hal ini memang harus selalu lo inget agar tidak
mengulangi kesalahan yang sama. Tetap semangat dalam belajar. Jadikan masa lalu
lo yang buruk itu menjadi guru untuk lebih baik di ujian selanjutnya. Jika sudah
pernah merasakan tidak enaknya gagal, pasang mindset di pikiran lo bahwa lo harus bisa lulus di ujian
berikutnya. Harus bisa lebih baik dari ujian sebelumnya. Pengalaman adalah guru
terbaik untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Mungkin beberapa hal tersebut yang bisa menjadi
masukan untuk lo yang ingin mengikuti ujian kembali. Terutama lo yang bimbang
antara resign dengan melanjutkan
kuliah di prodi yang lo gak sreg.
Sekarang gue kasih beberapa tips belajar menghadapi
ujian masuk PTN.
1. Menguasai Konsep
Gue baru menyadari pentingnya belajar pake konsep
setelah gue kenal dan belajar dengan zenius.net. Belajar menggunakan konsep
bakalan lebih ngena di otak. Ngena di
sini adalah lebih melekat di otak. Kita jadi jauh lebih paham dan ngerti suatu
materi dengan mengusai konsepnya bener-bener. Istilahnya konsep itu kaya
pondasi. Ibarat mau bangun gedung, kalo pondasinya kuat, bangunannnya juga
pasti kuat dan jauh lebih kokoh. Begitu juga dengan penguasaan konsep
pelajaran. Kalo konsepnya udah bener-bener paham, belajar ke depannya juga jauh
lebih enak. Jadi yang pertama harus bisa lo kuasai adalah konsep dari mata
pelajaran yang akan di ujikan.
2. Banyak
Latihan Soal (Deliberate Practice)
Setelah kita menguasai konsep pelajarannya, jangan
lupa untuk perbanyak latihan soal juga. Tapi buat gue pribadi, latihan soal
pertama untuk menguji konsep kita, bisa di mulai dengan mengerjakan soal-soal
SMP atau bahkan SD. Coba kerjain soal yang masih basic sebelum menuju soal yang lebih advance. Kalo bisa sih sampe lo dapet cela dari soal yang masih basic.
Kalo lo udah terbiasa dapet ide buat ngerjain soalnya, bakalan jadi jauh lebih
ennak ketika ngerjain soal. Apalagi
soal-soal ujian masuk PTN lebih menguji kepada konsep. “Makin ke sini soal-soal
masuk PTN makin bagus”, benar juga yang di bilang Sabda PS, salah satu tutor di
zenius.net. Oh iya hampir gue lupa, deliberate practice buat ngerjain soal juga penting banget tuh. Buat gue sih ngaruh
banget yang namanya deliberate practice
buat ngerjain soal. Inti dari deliberate practice adalah sering latihan soal2 dasar seperti yang sudah
gue jelaskan sebelumnya. Terutama deliberate practice di bab2 yang menurut lo mudah dan sering keluar di
ujian.
3. Sharing dan
Belajar Bareng Sama Teman Seperjuangan
Belajar bareng itu ternyata penting juga. Selain
untuk mengetahui kelemahan kita di suatu materi, kita bisa dapat banyak ide
yang kadang gak kepikiran. Kalo bisa buat jadwal sama temen2 lo biar
bisa belajar bareng, minimal sekali seminggu seperti gue. Itu dampaknya luar
biasa banget menurut gue. Bisa menginspirasi kita juga. Bisa bikin males jadi
hilang, harusnya, karena kita ngeliat temen2 kita yang pada ambis.
Apalagi di group, seperti group line. Wah
itu seru abis sih buat gue. Bisa saling sharing bareng di group. Tanya ini itu segala macem di group. Bisa
melepas canda dan tawa juga. Merefresh
pikiran setelah belajar. Mungkin juga bisa dapet gebetan dan berlanjut jadi pacar
HAHAHA. Banyak yang bisa lo dapet dari belajar bareng sama temen seperjuangan
lo. Selain buat menghilangkan kejenuhan dan kepenatan belajar sendiri.
Terkadang belajar bareng sama temen bisa di jadikan suatu cerita yang seru dan
lucu kalo di ingat2. Bisa di
ceritakan lagi ketika sudah lulus dan di terima di PTN pilihan. Salah satunya
ya seperti ini, bisa di jadikan bahan tulisan di blog untuk berbagi pengalaman
hehe. Ini beberapa teman seperjuangan gue...
Narsis dikit di depan MIPA UI ;D |
Lagi ngerjain Kraepelin |
4. Saling
Ngajarin
Kalo lo udah merasa mantep akan suatu materi, jangan
pernah malu untuk saling ngajarin ke temen2 lo. Dengan ngajar,
penguasaan materi yang lo ajarkan bisa makin mantep. Gue merasakan itu ketika
gue mengajar di bimbel. Bahkan kalo lo udah keseringan saling ngajar ke temen
seperjuangan lo, terkadang lo suka merasa bosen dengan materinya. Saling ngajar
tidaklah harus selalu dengan tatap muka, bisa juga di lakukan melalui chat personal.
5. Menyusun
Target Pelajaran
Menyusun target pelajaran terkadang juga di butuhkan
supaya kita bisa tepat waktu dalam menguasai materi ujian. Misalkan lo menargetkan
harus bisa menguasai matematika bab persamaan kuadrat dalam selang waktu
seminggu. Dengan menyusun target seperti itu, menjadikan kita jadi ingat akan
waktu. Tidak ada lagi waktu untuk banyak bermain jika ingin menghadapi ujian,
apalagi ujian masuk PTN. Namun jangan sampai kita menjadi kaku dengan jadwal
target yang sudah kita buat. Oh iya, jangan lupa buat jadwal sendiri untuk
belajar. Jadwal pelajaran seperti di sekolah juga bisa kita buat untuk jadwal belajar mandiri. Buat sesuai dengan
kebutuhan kita. Awalnya mungkin memang berat untuk melakukan ini, namun
kebiasaanlah yang akan membuatnya jadi terbiasa.
6. Belajar Bukan
Hanya Sekedar untuk Lulus Ujian, tapi untuk Seumur Hidup Lo
Mungkin hal ini yang benar-benar gue dapatkan selama
belajar bareng zenius.net. Tidak hanya pelajaran yang gue dapat, tapi thinking tools lo terhadap segala
sesuatu juga di ajarkan. Gue akuin memang belajar untuk lulus ujian itu
penting, tapi yang jauh lebih penting adalah belajar untuk ngebentuk pola pikir
guna buat seumur hidup elo nanti.
Mungkin lima hal tersebut bisa membantu lo untuk persiapan
ujian masuk PTN. Kurang lebihnya gue mohon maaf, wassalamualaikum wr. wb. Loh
jadi kaya penutup begini HAHAHA. Maaf maaf hehe. Selebihnya balik lagi ke diri
lo sendiri, bagaimana belajar yang enak menurut model elo. Masukan dari gue
hanya sekedar masukan biasa. Tidak semua orang bisa setuju dan mengikuti
masukan dari gue. Intinya adalah selama belajar untuk ujian masuk PTN, usahakan
senyaman elo buat belajar. Karena elo yang menjalani proses persiapan tersebut.
Masing2 orang pasti punya cara belajarnya sendiri. Oleh karena itu,
cari dan temukan cara belajar yang menurut lo asik, nyaman, dan tidak terasa
terbebani.
Huaaaaah akhirnya hampir selesai juga tulisan gue
yang sederhana ini. Sudah mencapai 26 halaman gue menulis pengalaman ini.
Kurang lebih 2 tahun perjuangan gue mencapai prodi yang gue inginkan, hanya
bisa gue tuangkan dalam tulisan yang sederhana ini. Jika lo menemukan kosakata atau kalimat yang kurang
nyambung dengan konteksnya, bisa lo maklumi, karena gue hanyalah penulis amatir yang masih belajar mengenai dunia
penulisan seperti ini.
Pelajaran yang bisa gue ambil selama ± 2 tahun
kemarin adalah teruslah berjuang untuk
mencapai pilihan prodi di PTN yang lo inginkan. Jangan pernah takut untuk gagal. Gue pernah baca suatu kalimat seperti
ini. “Orang-orang hanya melihat
kesuksesan 1%, namun mereka tidak melihat 99% kegagalan yang di alami oleh
orang yang mau berusaha untuk mencapai impiannya”. Gue lupa itu kalimat
siapa, intinya seperti itu. Jangan
menyerah ketika sedang merasa down.
Bangkit, bangkit, dan terus bangkit. Percayakan
pada diri lo bahwa lo bisa lulus. Lo bisa melewati setiap ujian masuk PTN
yang akan lo hadapi nanti. Jangan pernah
meragukan keistimewaan otak lo. Tuhan memberikan setiap human otak yang sama pada saat lahir,
hanya saja ketika tumbuh dan berkembang, pemanfaatan otak bagi masing-masing human berbeda. Asahlah terus otak lo. Ingat, otak
mampu membuat cabang memori baru setiap lo ingin membuatnya. Tinggal
keinginan lo untuk bisa mengasah cabang memori baru tersebut supaya bisa
semakin kokoh dan kuat melekat di otak lo. Yakinlah Tuhan sudah mengatur semua
rencana dengan indah. Keberhasilan itu
99% kerja keras dan 1% keberuntungan. Jadi jangan percayakan penuh pada
keberuntungan.
Tulisan gue ini sudah memasuki halaman ke 27, jadi
mungkin ini saja yang dapat gue bagi dari pengalaman pribadi. Semoga di ujian
masuk PTN berikutnya, lo bisa lulus dan keterima di prodi yang emang
benar-benar pilihan elo banget. Yang emang benar-benar sesuai minat dan bakat
elo. Tetaplah semangat dan jangan menyerah untuk mencapai impian kalian !
Oia, by the
way berikut kesimpulan dari beberapa kegagalan
dan keberhasilan gue selama ujian
masuk PTN, dari 2014 sampai 2016.
Pada akhirnya, di antara gue bertiga(gue dan dua teman gue
yang belajar bareng sekali seminggu di UI) gue yang harus terus berjuang
melanjutkan belajar dan menekuni ilmu yang ingin gue tekuni di kampus UI. Ya walaupun
bukan menjadi mahasiswa UInya, tetap belajar di Politeknik Universitas
Indonesia(dulunya PNJ), di lingkungan kampus UI juga hehe.
Salam semangat dan semoga sukses. Sampai juga di
tulisan gue berikutnya yaaa hehe.
Sukses trs kak. semoga nnt bisa jd programmer yaaaa🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiin Giiit. Sukses juga buat ujian lo selanjutnya yaa !
Delete3 tahun banget jd panjang :v
ReplyDeleteMakasih juga ya Za, udh mau belajar bareng gue dan Serly :v
Nanti kita bikin partner belajar lagi buat lpdp :v
Hahaha iya bisa gitu deh Lind. Jadi keluar semua unek-uneknya hahaha.
DeleteWah boleh juga tuh, buat lpdp LOL.
Gue salut Zaaa sama perjuangan lu...
ReplyDeleteSemoga nyaman dan betah di prodi yang sudah lu pilih ya...
Sukses selalu dan tetap berjuang...
Perjuangan kita belom berakhir...
Masih banyak rintangan di depan kitaa...
SEMANGAT!
Aamiin ka Hadi.
DeleteBener banget tuh, perjuangan kita belum berakhir sampai sini aja. Justru jadi awal untuk berjuang lagi yaa ka.
Pastiinya, SEMANGAT !!!
Mantapp zaa!!sukber kitaa!!Aamiin!!
ReplyDeleteAamiin Faan !!!
Deletebah baru sadar, pantes gue udah lama ga liat lu berkeliaran disekitar MNI ahaha
ReplyDeletesukses lah brur disana.
Emang waktu gue di UNJ lebih sering lo liat di MNI ahahah
DeleteAamiin, lo juga sukses di UNJ ya Sar
semangat kak
ReplyDeleteKa yg dapet teknik informafika pnj gel 2, ngisi berapa soal Sama rincian ngerjain tiap matpel berapa. Thanks kaa
ReplyDeleteMtk ngisi semua 30 nomor
DeleteFisika ngisi 28 dari 30 nomor
Indo English ga gue isi 5 kalo gak salah seinget gue, tapi gak lebih dari 5 bahasa.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletekayaknya gua kenal nih sama nih orang.... kaya pernah liat, dimana gitu. wkwkwkwk
ReplyDelete