Siapa yang
tidak mengetahui perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini ? Yang mana meresahkan beberapa siswa
untuk bisa beradaptasi dengan kurikulum pendidikan yang baru. Saat ini dunia
pendidikan di Indonesia memang sedang berada dalam masa transisi dari
kurikulum lama KTSP 2006 untuk menjadi Kurikulum 2013. Ini berarti ada sebagian
siswa dari berbagai pelosok Indonesia yang masih menerapkan kurikulum
pendidikan yang lama, yaitu KTSP 2006, dan ada juga sebagian siswa yang sudah
menjalani proses implementasi dari kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.
Seperti yang dapat dilihat sekarang, siswa-siswi kelas X jenjang pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajatnya sudah hampir menerapkan Kurikulum
2013.
Banyak keluhan dari para siswa seperti
yang terlihat di sosial media seperti Twitter mengenai penerapan Kurikulum 2013
ini, sampai-sampai hashtag #Kurikulum2013 menjadi trending topic di Twitter. Dimulai
dari penambahan jam pelajaran sampai 44 jam seminggu,bahkan sampai ada yang
curhat semenjak penerapan Kurikulum 2013, banyak guru yang masuk ke kelas hanya memberi tugas kepada siswa dan
menyuruh siswa untuk mempresentasikan di kelas sampai sore lalu pulang tanpa mengajar
apa-apa. Ada juga sebagian siswa yang
mengeluh mengenai penerapan Kurikulum 2013 ini seolah-olah diajar oleh seorang
dosen, yang hanya diberi tugas dan mempresentasikan di kelas bersama kelompok.
Dan masih banyak lagi segelintir keluhan para siswa mengenai penerapan
Kurikulum 2013.
Sebenarnya ada apa dengan Kurikulum
2013 yang membuat para siswa menjadi kewalahan. Sampai-sampai mereka tidak bisa
mengatur waktu mereka untuk belajar, istirahat, dan refreshing. Inti dari
penerapan Kurikulum 2013 ini adalah sistem pengajaran yang berpusat kepada peserta
didik (student centered active learning)
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan segala
potensi dalam aspek sikap (afektif),
kecerdasan (kognitif), dan
keterampilan (psikomotor). Sebenarnya
Kurikulum 2013 ini ingin meninggalkan gaya belajar yang keliatannya
konvensional. Seperti guru masuk ke kelas, lalu mengajar didepan murid-murid,
lalu murid menyerap ilmu yang diajarkan oleh sang guru. Kurikulum 2013 ini
lebih menginginkan para siswa untuk lebih aktif di kelas, mulai belajar sendiri
dan mandiri, lalu diskusi materi bersama kelompok, setelah itu dicoba untuk di
presentasikan hasilnya di kelas, lalu guru berperan sebagai mediator alias
penjawab pertanyaan.
Jika dilihat dari gagasan sebenarnya
bagus, tetapi penerapannya sedikit syak (skeptis). Kenapa bisa dibilang sedikit
skeptis proses implementasinya, soalnya sekitar 10 tahun yang lalu, isu
perubahan sistem pendidikan dengan konsep seperti ini sudah dicoba untuk
direalisasikan dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum KBK 2004). Hal
ini seperti de javu saja, sama halnya
seperti cerita lama yang dibungkus dengan kemasan yang baru.
Sebenarnya gagasan dari Kurikulum 2013
sangat bagus, namun proses implementasinya yang mungkin kurang tepat. Siswa
tidak hanya disuapi ilmu oleh guru, tetapi juga aktif belajar secara mandiri. Namun
bagaimana caranya merealisasikan gagasan Kurikulum 2013. Ataukah ada yang salah
dengan metode pengajaran yang diberikan oleh guru di sekolah, atau ada hal
lainnya yang membuat proses implementasinya kurang tepat. Tidak ada yang salah
dengan metode pengajaran yang diberikan oleh guru.
Banyak metode pengajaran yang bisa
diaplikasikan kepada murid. Tidak ada yang tidak bagus dengan metorde
pengajaran yang ada. Karena sehebat apapun sistem itu akan sulit untuk bisa
digeneralisir secara merata, apalagi di musim demografi masyarakat yang
beraneka ragam, kompleks, dan plural seperti di Indonesia.
Sebenarnya hal yang paling penting dalam
mengajar itu adalah bagaimana caranya membuat siswa enjoy dalam menikmati
proses belajar. Tidak menjadikan proses belajar itu sebagai tekanan dan
paksaan, tetapi melainkan dari kemauan siswa itu sendiri untuk belajar dan bisa
beradaptasi dengan proses implementasi Kurikulum 2013 sekarang ini.
Siswa bisa saja mengikuti bimbingan
belajar diluar untuk bisa lebih enjoy dan menikmati proses belajar. Seperti di
zenius misalnya, yang lebih mementingkan bagaimana caranya supaya siswa menjadi
enjoy dalam menikmati proses belajar. Dengan bisa dibawa enjoy dalam menikmati
proses belajar, siswa akan dengan sendirinya aktif dalam proses belajar tanpa
harus disuruh dan dipaksa-paksa buat aktif. Jika siswa dapat enjoy dalam
belajar, dengan sendirinya akan memacu keinginan untuk belajar secara mandiri
tanpa harus disuapi guru saja.
Banyak referensi yang bisa didapatkan
untuk belajar, selama kita beradaptasi dengan proses implementasi Kurikulum
2013 sekarang ini. Seperti belajar dari internet, membaca blog dan belajar dari
video zenius.net seperti tulisan ini yang menjadikan zenius.net sebagai
referensi. Para pelajar tidak hanya mencari referensi dari buku saja supaya belajar menjadi lebih
enjoy, tetapi para pelajar bisa mencari dan menemukan bahkan membuat referensi
sendiri supaya para pelajar bisa menikmati proses belajar dan mengikuti siklus
Kurikulum 2013 yang sudah diimplementasikan saat ini. So, apapun implementasi
kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini, seperti Kurikulum 2013, jangan
jadikan hal itu sebagai pemutus semangat belajar, tetapi jadikan hal itu
sebagai sesuatu yang harus bisa dinikmati untuk kedepan.
0 komentar:
Post a Comment