Setelah sekian lama, kurang lebih
hampir sebulan gue tidak mempublish kembali tulisan gue, akhirnya gue
berkesempatan untuk bisa mempublish kembali tulisan gue. Di tulisan gue kali
ini, gue ingin berbagi cerita mengenai dunia perkuliahan. Lebih spesifik lagi
mengenai kuliah di salah jurusan dengan kuliah di tempat yang memang sudah lo
cita-citakan.
Gue baru menyadari kurang lebih hampir tiga bulan gue
menjalani perkuliahan di kampus baru ini. Terlihat begitu berbeda antara kampus
lama dengan kampus yang baru. Di mulai dari jarak dari rumah ke kampus yang
berbeda, lingkungan kampus yang berbeda, teman-teman yang tentunya juga
berbeda, populasi wanita yang juga jauh
berbeda
(HEHE), perjuangan menuju
kampus yang juga berbeda, dan lain sebagainya. Namun perbedaan tersebut
tidaklah gue jadikan sebagai suatu hambatan dalam menjalani perkuliahan.
Seperti cerita gue di tulisan sebelumnya, yaitu Struggling to PTN, gue adalah lulusan
SMA tahun 2014 dan baru merasakan kembali sekarang(2016) dunia perkuliahan yang menurut gue enjoy dalam menjalaninya. Kenapa gue bilang enjoyed, karena dalam
dunia perkuliahan jika lo tidak enjoy
dalam menjalankannya, maka perkuliahan bagaikan suatu tempat yang begitu
mencekam. Tempat yang merupakan banyak
tugas, kuis, ujian, ini itu dan lain sebagainya. Namun jika lo sudah bisa menjalani
perkuliahan dengan enjoyed, maka perkuliahan tidaklah lagi menjadi tempat yang
begitu berat bagi lo. Oleh karena itu, dalam decision making untuk perkuliahan, selain mempertimbangkan
berbagai hal, jangan lupa juga untuk mempertimbangkan “apakah elo enjoy saat menjalani perkuliahan nantinya”. (Tidak hanya decision
making dalam perkuliahan saja melakukan hal ini, namun dalam hal lain
juga).
Kali ini gue mau bercerita kembali gimana rasanya menjalani
kuliah. Memang sih saat ini gue sedang menjalani perkuliahan gue, namun gue
ingin berbagi cerita mengenai, gimana sih rasanya kuliah di tempat yang
emang bener-bener kita enjoy menjalaninya dan gimana sih rasanya kuliah di tempat yang emang kita merasa perkuliahan
itu berat banget rasanya- istilah kasarnya mungkin salah jurusan. By the way, gue cerita ini sambil
mencoba sesuatu yang baru menurut gue, yaitu nulis diluar sendirian dan hanya
di temani oleh secangkir coffee
drink and doughnut.
Okeh sorry, kalimat sebelumnya sangatlah amat tidak penting untuk di baca,
terima kasih untuk kalian yang sudah membaca satu kalimat gue sebelumnya hehe.
Baik, gue mau memulai dari gimana rasanya kuliah salah
jurusan....
Saat gue kelas XII, gue ingin sekali bisa melanjutkan
pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri yang favorit, layaknya anak-anak SMA yang
bergebu-bergebu ingin cepat lulus dari SMA. Ingin cepat-cepat melepas seragam
putih abu-abu. Ingin merasakan “bebasnya dunia luar” yang katanya seru
dan tidak membosankan seperti di sekolah, dan lain sebagainya. Tapi kalo ada di
antara lo lo pada - readers gue, yang pernah mempunyai pikiran yang serupa dengan
gue saat SMA, gue harap ubahlah pikiran itu, karena tidaklah benar semua yang
lo dan gue pikirkan saat itu. Kehidupan setelah lulus dari SMA tidak seindah di
sinetron dan film-film, bro
and sist.
Pada waktu awal gue keterima di suatu Perguruan Tinggi
daerah Rawamangun Muka, rasa senang dan syukur yang luar biasa tentunya gue
dapatkan. Bisa lulus SMA dan keterima di salah satu Perguruan Tinggi yang kata
orang termasuk favorit bisa menjadi salah satu hal yang bisa gue perbuat untuk
membuat kedua orang tua dan keluarga tersenyum bahagia karena melihat
keberhasilan gue keterima di Perguruan Tinggi.
Waktu itu gue hanya mementingkan “yang penting gue masuk Perguruan Tinggi
Negeri, mengenai jurusan gue tidak begitu mementingkan”. Perkuliahan dengan
konsep seperti itu akhirnya gue jalani sampai beberapa bulan.
Harus gue akui perkuliahan saat itu
bisa dibilang seru, asyik. Pergi ke kampus dengan menggunakan seragam bebas
tapi rapih, tidak berseragam seperti sekolah. Bisa kenal dan ketemu dengan
teman-teman baru di kampus. Bisa cari
gebetan atau pacar baru di kampus, - ini contoh yang tidak baik, jadi
please jangan di tiru karena hanya dilakukan oleh orang yang professional. Dan bisa melakukan
hal-hal baru di dunia yang baru pula.
Seminggu gue jalani perkuliahan
saat itu dengan sebagaimana mestinya. Pergi ke kampus, duduk manis di kelas
mendengarkan materi dari dosen. Selesai kelas, moving class untuk kelas selanjutnya. Oh iya, by the way, biasanya system kelas di dunia perkuliahan itu dengan
menggunakan moving class. Jika
sewaktu SMA kita hampir seharian belajar di ruangan kelas yang sama (mungkin
beberapa sekolah sudah mengimplikasikan moving
class juga),-kecuali ada praktikum, lain halnya dengan di dunia
perkuliahan. Biasanya pembelajarannya di lakukan dengan pindah kelas untuk
setiap mata kuliah (di SMA biasanya disebut mata pelajaran). Bisa dibilang bisa
mengurangi sedikit rasa bosan belajar dalam ruangan kelas yang sama. Jika sudah
selesai semua mata kuliah pada satu hari, gue merasa gabut, apa yang akan gue lakukan jika kelas kuliah sudah selesai
semua.
Mungkin diantara lo ada yang
mendumel setelah membaca ini. “Kenapa
gak hangout bareng temen”, “Pelajari ulang materi yang sudah
disampaikan dosen di kelas”, “Mengerjakan
tugas jika ada tugas dari dosen”, atau “Ikut organisasi atau kegiatan di kampus”, dan dumelan-dumelan yang
mungkin bisa kalian lontarkan ke gue.
Memang pada waktu gue kuliah saat
itu, gue sempat mengikuti suatu kegiatan di kampus,- istilah di SMA adalah
Ekstrakurikuler. Gue mengikuti Lembaga
Kajian Mahasiswa yang menaungi tiga pembahasan, yaitu Public Speaking, Writing, and Bedah Film atau Buku. Gue memilih writer karena gue iseng aja pengen coba
ikut, kali aja bisa jadi penulis beneran, punya beberapa buku atau a masterpiece of my life yang bisa
berguna untuk banyak orang HEHE. Namun, karena dalam seminggu hanya satu kali
pertemuan saja pada kegiatan tersebut, gue pun kadang suka ikut nimbrung di
pembahasan Public Speaking maupun Bedah Film atau Buku.
Tidak terasa kuliah gue saat itu
sudah sebulan. Gue jalani perkuliahan dengan sebagaimana mestinya dalam
menjalani perkuliahan. Namun gue mulai merasakan sesuatu yang mengganjal dalam
gue menjalani perkuliahan ini. Mengganjal disini maksudnya adalah sesuatu yang
gue baru rasakan tidak sreg dalam
menjalani perkuliahan di prodi kali ini. Ingat, prodi, bukan Perguruan
Tingginya. Kalau diantara kalian ada yang bertanya-tanya seperti ini, “kalo
udah tau gak sreg, kenapa di pilih juga ?”. Ya memang gue juga menyadari akan
hal itu setelah gue merasakan ketidaksrekan dalam menjalani perkuliahan di
prodi ini. Mungkin jawaban untuk pertanyaan itu bisa lo coba baca dan pahami
pada tulisan gue yang Struggling to PTN.
Di sana hampir gue ceritakan semua alasan gue mengambil perkuliahan ini.
Dengan kondisi gue tidak sreg dengan prodi yang gue jalani
saat itu, gue pun mulai merasakan perkuliahan
semakin berat. Gue mulai merasakan perkuliahan
sebagai suatu beban yang harus gue jalani untuk mengisi waktu gue yang
kosong, - daripada gue menganggur. Gue merasa seperti mendapatkan bom layaknya
bom di Hirosima dan Nagasaki jika diberikan tugas atau PR oleh dosen. Belum
lagi dengan pratikum-pratikum yang harus gue jalani. Membuat laporan dari
pratikum yang sudah dilakukan. Ini itu dan lain sebagainya yang membuat diri
gue merasa terbebani dengan ini semua. Gue pun mencoba untuk merenungi sejenak.
Memikirkan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi jika gue mengambil sebuah
keputusan yang akan berdampak pada perkuliahan gue saat itu. Hingga pada
akhirnya, gue menemukan suatu conclusion
untuk mengatasi masalah gue yang satu ini.
Gue sudah berfikir, “lebih baik gue
resign saja daripada gue harus
menjalani perkulihan yang sudah jelas gue tidak sreg dengan prodinya”. Walaupun
gue sudah berfikir seperti itu, gue belum mengambil tindakan untuk langsung resign dari prodi gue saat itu. Gue
teteap menjalani perkuliahan seperti biasa. Datang pagi ke kampus. mengikuti
kelas dan mendengarkan materi dari dosen. Presentasi dengan kelompok. Tugas
pratikum beserta laporannya. Dan lain sebagainya sebagaimana mestinya menjalani
perkuliahan.
Gue menjalani perkuliahan dengan
kondisi tidak sreg, tidak lagi seperti sewaktu awal gue masuk kuliah. Gue sudah
merasakan jenuh dan mulai bosan dengan perkuliahan gue saat itu. Akhirnya nih,
setelah gue mengikuti suatu acara tahunan dari prodi gue, dan mendengarkan
Ketua Prodi gue bercerita mengenai pengalamannya selama perkuliahan, meliat
kakak-kakak tingkat dan alumni datang dalam acara tersebut, membuat diri gue
semakin yakin dan membulatkan tekad untuk menyegerakan resign dari perkuliahaan gue saat itu. Gue inget banget setelah
mengikut acara tersebut, kepala prodi gue bilang di kelas “Kalo ada di antara
kalian yang merasa salah jurusan, lebih baik Anda keluar dari sekarang,
daripada setelah semester lanjut. Selain merugikan Anda dan keluarga Anda, juga
merepotkan pengurus akademik jurusan…” Kurang lebihnya seperti itu, tapi
intinya adalah “kalo udah gak sreg dari awal lebih baik keluar di awal
semester, daripada membuang-buang waktu, biaya, dan energi dalam menjalani
perkuliahan”. Okeh setelah kelas hari itu selesai, di rumah gue mencoba untuk
memikirkan kembali pernyataan dosen gue. Memang yang beliau bilang ada benarnya
juga, namun ada tidak benarnya juga. Bisa aja kalau gue ingin merubah niat gue
untuk belajar serius dan sungguh-sungguh. Namun ternyata setelah gue pikirkan
kembali, daripada gue menjalani perkuliahan dengan ketidaksrekan gue, hanya
mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, dan lain sebagainya, lebih baik gue
memilih untuk resign.
Selain itu, gue melihat bahwa dunia
sekolah dengan dunia perkuliahan itu sangat jauh berbeda. Menurut gue, hampir
di setiap sekolah pasti memiliki materi yang hampir sama. Terutama materi untuk
Ujian Nasioanal. Gue belum pernah menemukan suatu sekolah yang materi Ujian
Nasionalnya berbeda dengan sekolah lain (misalnya UNnya Olahraga dan Seni
saja). Sedangkan di perkuliahan, pastilah beda-beda yang di pelajari untuk
setiap jurusan, apalagi prodi. Terlebih lagi di perkuliahan kita harus bisa
mengembangkan ilmu yang kita timba di perkuliahan. Oleh karena itu gue memilih
untuk resign saat itu dari prodi gue.
Akhirnya gue resign saat itu. Lalu apa yang gue lakukan setelah resign ? Bagaimana dengan kedua orang
tua gue ? Apa kata mereka ? Apakah mereka tidak kecewa ? Tidak marah ? Lalu
bagaimana dengan sanak saudara gue ? Apakah gue tidak malu dengan keputusan
yang sudah gue perbuat ? Hmm….
Hal yang gue lakukan setelah resign
bisa kalian baca di beberapa tulisan gue, salah satunya Struggling to PTN. Lalu kedua orang tua gue ? Kecewa sudah pasti.
Lalu bagaimana bisa mempercayai kedua orang tua gue ? Gue diskusikan dengan
mereka secara baik-baik. Pastinya tidak melawan dengan mereka. Gue akan buktiin
bahwa gue bisa untuk mencapai prodi yang memang gue targetkan. Salah satunya
bisa gue buktikan dengan mengajar. Gue juga menjelaskan pada mereka mengapa gue
tidak sregnya. Salah satunya adalah menjalani perkuliahan itu untuk kedepannya,
gak mungkin kalau gue ngejalanin kuliah gue kedepannya dengan keadaan tidak
sreg. Yang ada guenya malah jadi malas-malasan, hanya capek-capek saja. Dan
untungnya kedua orang tua gue bisa mengerti dan support gue. Fix lah gue resign
saat itu.
Okeh setelah gue cerita dari kuliah
yang tidak sreg, sekarang gue mau cerita kuliah di tempat yang memang menjadi
targetan kita.
Setelah gue mengikuti ujian
tertulis untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun 2016, akhirnya gue bisa
keterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri. Gue sempat tidak menyangka bisa
lulus juga di prodi yang memang sudah gue targetkan. Rasa senang yang luar
biasa gue dapatkan setelah gue berhasil mencapai prodi kali ini.
Gue menjalani perkuliahan kali ini
tentunya jauh lebih semangat dari sebelumnya. Kenapa ? Seperti yang gue bilang
sebelumnya. Kalau lo bisa menjalani perkuliahan dengan enjoy, apalagi sudah
sreg dengan prodi yang lo jalani, lo tidak akan merasa terbebani dengan
perkuliahan tersebut. Justru lo akan merasa ada tantangan dalam menjalani
perkuliahan tersebut. Banyak tantangan dan lika-liku yang jauh lebih seru lo
temukan ketika lo bisa menjalani perkuliahan dengan enjoy. Ketika ada tugas
dari dosen, gue merasa tidak terbebani. Justru gue jadikan tugas itu sebagai
suatu tantangan. Ketika ada kuis harian, tidak lagi gue jadikan sebagai bom
atom buat gue, tapi gue jadikan moment untuk mengetes pemahaman gue akan materi
yang sudah di ajarkan. Loh bukannya memang itu tujuan diadakannya kuis maupun
tugas ya ? Yaps memang seharusnya seperti itu, namun lo akan merasakan
perbedaan dalam menjalani kuis dan tugas tersebut. Ketika lo menjalani di
tempat yang tidak sreg dengan di tempat yang membuat lo enjoy menjalaninya.
Hari-hari dalam menjalani
perkuliahan kali ini gue rasakan benar-benar enjoy. Memang semakin banyak
tantangan yang gue dapatkan kali ini, tapi gue tetap bisa menjalaninya dengan
santai, enjoy, dan focus.
Okeh, sekarang gue mau ambil
sedikit kesimpulan dari kedua cerita diatas.
Jika
lo kuliah salah jurusan:
1. Lo
pasti akan menjalani perkuliahan dengan tidak semangat.
Bagaimana mau semangat menjalani
perkuliahan kalo lo aja tidak sreg dengan prodinya. Sama halnya ketika lo tidak
suka dengan suatu pelajaran di sekolah, pasti lo akan malas-malasan dalam
menjali pelajaran tersebut. Tidak usah pura-pura. Apalagi sampai membohongi
perasaan lo sendiri (?)
2. Tidak
begitu mendapat apa-apa saat tatap muka dengan dosen di kelas.
Wah ini yang paling krusial banget.
Hal ini yang gue rasakan ketika gue salah jurusan. Gue merasakan seperti tidak
dapat apa-apa saat belajar di kelas dengan dosen. Kecuali satu mata kuliah yang
emang gue suka banget, yaitu Kalkulus.
3. Menghabiskan
biaya dan waktu
Tentunya kalo menjalani kuliah
salah jurusan, lo hanya akan menghabiskan biaya dan waktu lo dengan sia-sia.
Bagi lo yang kedua orang tuanya tidak begitu bermasalah dengan keadaan
finansial, mungkin biaya tidaklah menjadi hal yang berarti buat lo. Namun buat
lo yang memiliki sedikit permasalahan dengan keadaan finansial, jangan sampai
lo menyia-nyiakan perngorbanan kedua orang tua lo yang sudah menguliahkan lo.
Kalau memang sudah dari awal lo sudah merasakan tidak sreg, lebih baik lo
pikirkan kembali. Pikirkan dengan benar-benar matang dari segala aspek. Baik
aspek gimana lo kedepannya nanti setelah lo ambil keputusan untuk resign.
Bagiamana kedua orang tua dan keluarga lo kalau lo resign. Bagaimana perasaan
kedua orang tua lo kalau lo menjalani perkuliahan tidak serius hanya karena lo
tidak sreg dengan prodinya. Bayangkan ketika kedua orang tua lo berjuang untuk
mencari biaya kuliah lo. Mungkin lo hanya bisa menerima saja saat ini, tapi
apakah lo tau bagaimana beratnya perjuangan mereka untuk bisa memperjuangkan lo
agar lo tetap bisa kuliah ? Pikirkan matang-matang akan hal itu kawan. Selain
biaya, waktu yang akan terus berjalan tidak akan bisa lo dapatkan kembali.
Daripada lo menghabiskan waktu lo untuk menjalani perkulian lo yang tidak sreg,
lebih baik lo pikirkan kembali agar waktu lo tidak terbuang dengan begitu saja.
Gue ada sedikit quotes nih…
@rezarubik |
4. Menjalani
perkuliahan jadi tidak lebih seru dan asik
Hal
ini tentu sangat jelas. Coba lo bayangkan jika lo di kasih suatu makanan oleh
seseorang yang lo tidak suka dengan makanan tersebut, apakah lo akan menerima
untuk memakannya ? Mungkin saja lo akan memakan makanan tersebut namun dengan
rasa sedikit terpaksa. Analogi tersebut bisa hampir sama dengan salah jurusan.
Kalo lo sudah tidak sreg dengan prodi yang sedang lo jalani, maka untuk
menjalaninya saja pasti setengah hati. Perkuliahan menjadi kurang seru dan
asik. Perkuliahan akan menjadi terasa beban. Pokoknya perkuliahan menjadi
penjara bagi kalian yang menjalaninya setengah hati.
Namun dari beberapa hal diatas, ada
hal yang gak kalah penting lo perhatikan adalah bagaimana lo kedepannya.
Pikirkan kondisi terpaitnya (jika tidak lulus) jika lo memilih untuk benar-benar
resign seperti gue. Memang kita tidak ada yang mengetahi akan seperti apa
kedepannya, namun kita tetap harus bisa meminimalisir segala kemungkinan yang
bisa terjadi. Salah satunya bisa lo lakukan dengan belajar lebih benar lagi.
Belajar lebih giat dan serius lagi. Meningkatkan kualitas belajar dari
sebelumnya. Dan lain sebagainya.
Selanjutnya, jika lo menjalani perkuliahan di tempat atau prodi yang memang menjadi
target lo untuk melanjutkan kuliah:
1. Lo
pasti akan menjalani perkuliahan dengan penuh semangat.
Menjalani
perkuliahan akan menjadi lebih semangat, bergairah, jika lo menjalani
perkuliahan di prodi yang memang menjadi targetan lo. Kenapa bisa seperti itu ?
Karena lo akan menjalani perkuliahan hampir seperti mendalami hoby lo
(harusnya). Lo akan benar-benar merasakan enjoy dalam menjalani perkuliahan.
Kuliah tidak lagi menjadi suatu beban. Menjadi penuh semangat dalam menjalani
perkuliahan dan lain sebagainya.
2. Mendapat
sesuatu yang baru saat tatap muka dengan dosen di kelas
Ketika
lo sudah bisa enjoy dalam menjalani perkuliahan, di kelas kita pasti bisa
mendapatkan pelajaran baru. Belajar di kelas tidak lagi malas-malasan. Pasti
jauh lebih excited daripada saat menjalani perkuliahan yang tidak sreg.
3. Bisa
menjadikan waktu dan biaya sebagai investasi ke depan
Sebenarnya
salah satu dari sekian manfaat kuliah adalah kita dapat menginvestasi waktu
kita selama kuliah untuk mendapatkan sesuatu yang lebih setelah lulus kuliah
nanti. Bisa lo bayangkan jika lo mennjalani kuliah yang tidak sreg, bagaimana
bisa lo menjadikan waktu sebagai investasi untuk ke depan. Beda halnya dengan
lo kuliah yang memang lo enjoy menjalaninya. Lo bisa menjadikan masa kuliah lo
sebagai investasi untuk ke depan. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya selama
kuliah. Selain itu, lo juga bisa memaksimalkan biaya yang sudah lo keluarkan
untuk perkuliahan lo jadi lebih berguna. Hal itu dengan asumsi lo menjalani
perkuliahan dengan benar-benar dan sungguh-sungguh. Jika malas-malasan dan
sebagainya, apa bedanya dengan yang salah jurusan. Oleh karena itu, lo bisa
memanfaatkan biaya kuliah lo untuk memperdalam ilmu yang ingin lo dalami dan
menjadi muara ilmu dalam kehidupan lo nanti.
4. Menjalani
perkulihan jadi lebih asik dan seru
Hal
ini tentu saja. Perkuliahan akan menjadi tidak terasa jika lo bisa enjoy dalam
menjalaninya. Kuliah bisa menjadi tempat yang asik dan seru jika lo bisa enjoy
menjalaninya, terutama dengan prodi yang sudah lon targetkan. Lo bisa
mengeksplor ilmu yang sudah lo dapatkan di kelas. Lo bisa bisa berinovasi
dengan ilmu yang sudah lo pelajari. Selain itu, karena saking asik dan serunya
menjalani kuliah, lo bisa sampai lupa untuk mandi (ini entah karena memang
keasikan atau karena kebanyakan tugas ya hehe). Tapi jangan karena keasikan
dengan kuliah, lo sampai lupa akan kodrat lo sebagai manusia yang menyukai
lawan jenis ya HEHE (?)
Beberapa hal diatas mungkin saja
bisa lo rasakan ketika lo kuliah salah jurusan maupun sudah kuliah yang memang
sudah menjadi targetan lo. Buat kalian yang masih bingung keputusan apa yang
akan kalian ambil jika sudah terlanjur
jurusan, kali bisa baca di blog zenius.
Menurut gue pribadi, jika memang lo
membulatkan tekad untuk pindah jurusan, lebih baik lo tetap mengejar impian lo
tapi dengan effort yang berbeda dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Selain
itu, lo juga harus bisa meyakinkan kedua orang tua lon jika lo benar-benar
ingin pindah jurusan. Kasih mereka sesuatu yang membuat mereka percaya bahwa
keputusan lo untuk pindah jurusan adalah pilihan terbaik untuk mereka dan diri
lo sendiri.
Buat kalian yang ingin pindah
jurusan namun tetap ingin melanjutkan kuliah yang sekarang lo jalani, lo harus
bisa mengatur waktu untuk kuliah dan belajar untuk ujian selanjutnya. Tidak ada
yang tidak mungkin, semuanya mungkin saja bisa terjadi. Misalnya, pada semester
satu, lo memfokuskan untuk kuliah lo terlebih dahulu agar bisa mendapatkan
nilai IP yang lumayan tinggi. Saat semester dua baru lo bagi waktu untuk
perkuliahan dan belajar untuk ujian. Jika nilai IP lo di semester dua tidak
setinggi IP saat semester satu, IPK lo tidak akan terlalu jatuh karena sudah lo
imbangi dengan nilai IP lo semester satu yang bisa lo dapatkan lebih tinggi.
Wokeh mungkin sekian cerita yang
dapat gue ceritakan pada kalian. Cerita ini pure dari pengalaman pribadi gue. Inti
dari gue adalah jika lo memang sudah bertekad untuk resign dan pindah jurusan, lakukan
usaha yang jauh lebih baik dan benar dari usaha lo sebelumnya. Jika lon sudah
enjoy dalam menjalani perkuliahan, nikmati kuliah yang sudah lo impikan. Terus dalami
ilmu yang lo dapat dari perkuliahan, baik di kelas dengan dosen maupun di luar
kelas. Jadikan ilmu yang lo pelajari di perkuliahan sebagai muara ilmu
kehidupan lo yang akan lo pakai seumur hidup lo. Jika lo ingin pindah jurusan
namun juga tetap ingin mempertahankan kuliah lo yang salah jurusan,
pintar-pintarlah dalam mengatur waktu antar kuliah dengan belajar untuk ujian
selanjutnya. Oleh karena itu, apapun keputusan yang lo ambil, yakinkan pada
diri lo sendiri, kedua orang tua lo, bahwa keputusan tersebut merupakan
keputusan yang lebih baik. See you in the next script and good luck for all of
you guys !
0 komentar:
Post a Comment